Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKSPANSI BANK: Hati-hati salurkan kredit valas!

Recommended Posts

BANDUNG: Bank Indonesia mengimbau agar perbankan semakin selektif dalam mengucurkan kredit valas terutama terhadap debitur yang bisnisnya terkait langsung dengan Eropa.

 

Direktur Institutional Banking Bank Mandiri Abdul Rachman mengatakan bank perlu lebih selektif dalam penyaluran kredit valuta asing, terutama kepada debitur yang memiliki eksposur terhadap risiko nilai tukar.

 

Hal itu, katanya, untuk mengantisipasi semakin memburuknya krisis global akibat kejatuhan beberapa negara di Eropa yang dikhawatirkan berdampak negatif juga terhadap protofolio kredit valas yang dimiliki perbankan.

 

“Ada sebagian kecil nasabah yang terkena dari dampak krisis global yaitu yang memiliki bisnis dengan negara yang tergantung ke sejumlah negara di Eropa, walaupun begitu secara luas tidak begitu terasa efeknya,” jelasnya dalam National Accounting Week 2012 di Bandung, hari ini 16 Februari 2012.

 

Dia menyoroti krisis Eropa diperkirakan akan terus berlanjut setelah adanya keputusan yang multilateral di antara masing-masing negara, sehingga sulit membuat kebijakan.

 

“Tidak seperti krisis 2008 di AS, di mana krisis yang terjadi hanya di sana saja sehingga pemerintah AS saja yang membuat kebijakan,” katanya.  

 

Dia menyarankan jika ingin ekspansi sebaiknya memilih negara-negara yang tidak terkait langsung dengan krisis Eropa seperti Asia Timur, walaupun negara-negara di Asia juga banyak yang berkaitan dengan Eropa.

 

“Lebih baik kita fokus pada ekonomi domestik, dan sebisa mungkin tidak terkait dengan negara-negara yang terkait dengan krisis,” tegasnya.

 

Sebagai langkah antisipasi dampak gejolak global terhadap stabilitas sistem keuangan domestik, BI juga mempersiapkan protokol manajemen krisis yang selanjutnya akan disinergikan dengan protocol krisis di tingkat nasional.

 

Selain itu, upaya antisipatif juga diterapkan terhadap perbankan dengan membatasi pinjaman luar negeri bank menjadi maksimal 30% dari modal bank.

 

Kepala Biro Penelitian dan Pengaturan Perbankan Bank Indonesia (BI) Irwan Lubis mengatakan pembatasan itu dilakukan sebagai salah satu kebijakan BI dalam menjaga stabilitas makro ekonomi sekaligus memperkuat momentum pertumbuhan ekonomi.

 

“Pembatasan ini merupakan salah satu kebijakan makroprudensial dalam rangka pengelolaan aliran modal asing,” katanya.

 

Dia menambahkan BI juga membuat kebijakan modal asing lainnya a.l. memperpanjang masa kepemilikan asing di SBI dari 1 bulan menjadi 6 bulan, dan meningkatkan GWM valas secara bertahap dari 1% hingga 8%.

 

“BI terus memonitor dan berkomunikasi secara intensif dengan pelaku pasar serta melakukan intervensi secara terukur untuk menjaga keseimbangan di pasar valas domestik dan stabilitas nilai tukar rupiah.” (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Android Games | Wordpress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...