Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INSENTIF FISKAL: Keringanan di sektor pangan dikaji

Recommended Posts

JAKARTA: Pemerintah mempertimbangkan insentif untuk investor yang menanamkan modalnya di sektor pangan, terutama untuk mengembangkan proyek rice and food estate dan menciptakan ketahanan pangan nasional.

 

 

 

Kepala Badan Koordinator Penanaman Modal Gita Wirjawan mengungkapkan pihaknya tengah mempelajari apakah sektor pangan perlu diberikan insentif fiskal atau tidak. Insentif diproyeksikan dapat menggiatkan minat swasta untuk terjun ke bidang pangan.

 

 

 

"Intensifnya ini yang saya rasa menyeluruh, bukan untuk kepentingan penanaman dan pembanguannya saja, tapi pembangunan infrastrukturnya juga, listrik, pelabuhan, dan jalannya," ujar Gita, hari ini (07/02).

 

 

 

Pengembangan investasi di sektor pangan dinilai sangat penting mengingat risiko krisis pangan seiring pertumbuhan penduduk dunia yang terus meningkat. Indonesia sebagai negara berkembang, lanjut Gita, akan mengalami peningkatan kebutuhan pangan, untuk itu investasi di sektor ini juga harus ditingkatkan.

 

 

 

"Amerika Serikat, mereka memberikan insensif subsidi, Uni Eropa juga memberikan perhatian khusus kepada para petani, di China juga. Nah kita juga harus," ujarnya.

 

 

 

Selama ini, tambah Gita, skema proyek rice and food estate terkendala masalah infrastruktur dan pembebasan tanah yang diharapkan dapat segera selesai. Pasalnya, beberapa investor lokal, seperti Sinarmas, Rajawali, Medco, Smart dan Wilmart sudah mengindikasikan ketertarikan investasinya untuk mengembangkan industri pangan di Tanah Air.

 

 

 

Ketua Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Suryo Bambang Sulisto menegaskan perlunya partisipasi semua pihak untuk meningkatkan industri dan produksi pangan nasional.

 

 

 

Sinergi semua pihak, lanjut Suryo, merupakan faktor penting dalam mendukung keberhasilan pembangunan ekonomi yang tidak hanya tergantung pada pemerintah atau swasta saja, melainkan kolaborasi kemitraan antara pemerintah, masyarakat, dan swasta dalam semangat Indonesia Incorporated.

 

 

 

Menurut Suryo, dukungan pembiayaan yang inovatif sangat diperlukan dalam mengatasi kendala yang terkait dengan pembangunan pangan nasional. Untuk itu, Kadin menginisiasi terbentuknya Palapa Fund untuk meningkatkan fasilitas pembiayaan awal bagi pengusaha-pengusaha agribisnis kecil menengah dengan target komitmen dana sebesar Rp200 miliar.

 

 

 

"Saat ini sudah terhimpun komitmen dana sekitar Rp100 miliar dari anggota Kadin, dari Rp200 miliar yang ditargetkan," ujar Suryo dalam sambutan acara "Jakarta Food Security Summit 2012", hari ini.

 

 

 

Suryo mengingatkan agar kompleksitas yang melingkari mata rantai agribisnis di Indonesia termasuk masalah pembibitan, budidaya, panen, proses pengolahan, pengangkutan, akses ke pasar, asuransi, dan skema pembiayaan, harus segera dibenahi agar tidak mengganjal potensi Indonesia untuk mewujudkan kemandirian dan kedaulatan pangan.

 

 

 

Komoditas pangan unggulan, seperti kelapa sawit, kakao, peternakan, makanan dan minuman, pertanian pangan, serta perikanan, tambah Suryo, harus terus ditingkatkan. "Kalau hambatan-hambatan itu dikurangi, Indonesia berpotensi menjaring devisa tambahan sekitar US$100 miliar dalam kurun waktu 2010-2014," tuturnya. (Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Store Builder | Android Games | Wordpress Tutorials

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...