Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

UANG PALSU: Masyarakat di Medan diminta waspada

Recommended Posts

MEDAN: Seorang wanita penjual koran di Jalan Jamin Ginting Medan menangis pagi itu. Minggu 5 Februari yang merupakan hari libur nasional sebenarnya tidak banyak koran yang terbit dan dapat dijual di lampu merah.

 

Dia hanya memegang beberapa koran Medan yang dijajakan kepada masyarakat di lampu merah Simpang Pos Medan.

 

Setelah ditelusuri dan didekati Bisnis ternyata tangisan ibu tiga anak itu muncul karena dia baru saja tertipu dengan lembaran uang palsu Rp50.000.

 

"Tadi saya menawarkan koran. Ada dua penumpang di atas becak membeli dengan menyodorkan uang lembaran Rp50.000. Saya kembalikan Rp49.000 lagi. Ternyata teman saya menyebutkan uang saya palsu setelah saya tukar," ujarnya terbata-bata.

 

Sebagai penjual koran eceran, ibu tersebut memang sangat terpukul karena seharian berjualan koran belum tentu dapat untung sebanyak itu. "Untungpun tidak ada sebesar itu. Saya sudah rugi Rp50.000 ribu," ujarnya.

 

Ketika bisnis coba membandingkan uang Rp50.000 yang dipegang ibu penjual koran itu dengan uang yang ada ditangan, ternyata tidak ada bedanya yang tampak kasat mata. Kalau tidak jeli mengamati, uang tersebut sepintas memang tampak asli dan benar-benar asli.

 

Akan tetapi, setelah diteliti ternyata tanda tangan dewan gubernur yang tertera di uang yang diduga palsu itu dengan uang asli, berbeda jauh. Tahun terbitnya, sama pada 2010. Kalau uang yang diduga palsu itu diterawang, ternyata ada gambar pahlawan di dalamnya. Demikian juga garis yang membentang vertikal di badan uang tampak jelas. Cuma saja, ukuran uang tersebut lebih kecil sedikit dan kertas uangnya lebih lembek dari uang asli.

 

Ketika bisnis menyarankan agar dilaporkan ke polisi terdekat, ibu itu tidak mau karena urusannya bakal panjang. "Tau sendirilah bang! Kalau berurusan dengan polisi makan dana dan waktu. Saya akan dipanggil-panggil sebagai saksi," tuturnya.

 

Pengalaman ibu itu sengaja diangkat untuk memberikan warning kepada masyarakat bahwa peredaran uang palsu sudah tidak mengenal batas dan waktu. Siapa saja, bisa menjadi korban, apalagi melihat penampilan sepintas uang yang diduga palsu yang sudah dikoyak-koyak ibu penjual koran itu.

 

Masyarakat awam yang tidak jeli, bisa saja menerima uang palsu tanpa disadari, apalagi penjual koran di pinggir jalan yang tidak memiliki alat pemindai untuk mengetahui apakah uang yang dibelanjakan orang asli atau palsu.

 

Mikael Budisatrio, Peneliti Ekonomi Madya Senior Bank Indonesia meminta masyarakat agar lebih berhati-hati untuk menerima uang belanjaan yang diberikan orang."Memang susah mengamati uang palsu karena teknik pemalsuan uang sudah semakin canggih," tuturnya.

 

Apalagi, kata dia, yang menerima adalah masyarakat kecil yang tidak dilengkapi dengan pengetahuan mengenal uang asli dan palsu. Cara paling aman, kata Mikael, menerawang uang tersebut apakah memiliki gambar pahlawan pakai topi yang sama dengan gambar di badan kertas uang. Di sebelahnya ada titik atau bintik berwarna abu-abu.

 

Mikael mengakui, Desember 2011 lalu uang palsu yang masuk ke sistem Bank Indonesia Medan ditemukan  sebanyak 50 lembar yang terdiri dari  enam lembar pecahan Rp100.000, 36 lembar pecahan Rp50.000, empat lembar pecahan Rp20.000, tiga lembar pecahan Rp10.000, dan satu lembar pecahan Rp2.000 dengan total nilai Rp2.512.000.

 

Temuan uang palsu tersebut, kata dia, menurun dibandingkan dengan bulan sebelumnya senilai Rp11.235.000.

 

"Uang yang masuk ke sistem BI sesungguhnya sudah disortir bank-bank penerima. Akan tetapi, masih bisa lolos, padahal perbankan (bank) umumnya sudah mempunyai alat pemindai uang palsu," tuturnya.

 

Di luar sistem Bank Indonesia, kata dia, kalau ada penemuan uang palsu merupakan ranah aparat keamanan. "Kami selalu melakukan koordinasi dengan aparat kepolisian jika ada laporan penemuan uang palsu dari masyarakat," tuturnya.

 

Persoalannya, kemudian adalah jika yang menerima uang palsu adalah orang kecil seperti ibu penjual koran itu, kepada siapakah dia mengadu? (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | WP Zon Builder Nulled | Android Games | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...