Menteri PU Pastikan Anggaran Bencana Tak Ganggu Proyek Nasional 2026

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Mantan Wapres Jusuf Kalla membeberkan empat hal yang menjadi kendala pertumbuhan ekonomi Indonesia yang hingga kini belum mampu diselesaikan oleh pemerintah.

 

Pertama, bunga perbankan yang selama ini dinilai masih lebih tinggi dibandingkan dengan negara lain. Kedua, masalah logistik yang terimbas dari buruknya infrastruktur.

 

Ketiga, permasalahan energi khususnya listrik dan bahan bakar minyak.  Keempat, masalah birokrasi.

 

"Sebetulnya inti persaingan itu ada tiga, lebih baik, lebih murah, dan lebih cepat. Namun persaingan kita terkendala empat hal yakni cost of capital atau bunga, logistik, energi, dan birokrasi," katanya dalam sambutan Seminar Economic and Capital Outlook 2012 , Kamis 2 Februari 2012.

 

Jusuf Kalla yang kini menjabat Ketua Umum Palang Merah Indonesia ini mengungkapkan dari sisi bunga masih cukup tinggi sekitar 12%, padahal di Malaysia bunga sudah pada level 5%.

 

"Jaman saya dulu (menjabat Wapres) saya dulu katakan, bunga itu single digit, sampe sekarang belum juga," katanya.

 

Pada ihwal energi, Jusuf Kalla juga menyentil pemerintah yang belum juga menyelesaikan persoalan energi.

 

Dia mengatakan harga listrik di Indonesia pada level menengah di Asia karena lebih mahal dari Malaysia tetapi lebih murah dari Filiphina. Akan tetapi listrik di Indonesia lebih mahal dari China karena pemerintah Indonesia menjual gas ke Chiana lebih murah dibandingkan dengan menjual gas ke PLN.

 

"Kita jual gas murah 3,5 dolar AS per MBTU ke China tapi lebih mahal kita jual  ke PLN padahal PLN siap membeli gas 8 dolar AS per MBTU, ini kesalahan fatal."

 

Dia juga menyindir pemerintah yang membuang Rp500 miliar per hari hanya untuk subsidi BBM di mana mayoritas dinikmati oleh kaum mampu. (bas)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate Script | Android Games | Hud Software

 

Sumber