Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KOMODITAS EKSPOR: Sulteng andalkan bijih kerak dan abu logam

Recommended Posts

PALU: Bijih kerak dan abu logam merupakan komoditas ekspor terbesar Sulawesi Tengah pada Desember 2011 dengan nilai ekspor sebesar US$22,35 juta atau 48,28% dari total nilai ekspor provinsi tersebut.

 

Kepala Badan Pusat Statistik Sulteng Ibram Syahboedin mengatakan daerah Morowali merupakan daerah yang kini memberikan kontribusi ekspor terbesar melalui komoditas bijih kerak dan abu logam dalam beberapa tahun terakhir disusul komoditas kakao di urutan kedua.

 

”Adapun sepanjang 2011 bijih kerak dan abu logam merupakan komoditas ekspor terbesar dengan nilai US$ 169,69 juta. Komoditas bijih kerak dan abu logam ini bahkan mengalahkan posisi komoditas kakao yang di tahun-tahun sebelumnya memberikan kontribusi ekspor terbesar bagi daerah ini,” ujarnya, hari ini 1 Februari 2012.

 

Ibram menambahkan, nilai ekspor Sulteng pada Desember 2011 dibandingkan dengan November 2011 mengalami kenaikan sebesar 34,08% atau naik dari US$34,52 juta menjadi US$46,29 juta.

 

Selain diekspor langsung dari Sulteng, komoditas yang dihasilkan daerah ini juga diekspor melalui provinsi lain, seperti DKI Jakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Sulawesi Barat.

 

“Secara keseluruhan, sepanjang tahun 2011 total ekspor Sulawesi Tengah sebesar US$386,33 juta, dengan ekspor melalui Sulteng sebesar US$379,37 juta dan melalui provinsi lain sebesar US$6,97 juta,” papar Ibram.

 

Disebutkan pula bahwa negara tujuan ekspor terbesar Sulteng pada Desember 2011 adalah China dengan nilai US$ 24,17 juta, atau 52,21% dari total nilai ekspor. Ekspor terbesar pada Desember 2011 melalui Pelabuhan Pantoloan dengan nilai US$21,67 juta, atau 46,80% terhadap total nilai ekspor Sulteng.

 

Selama tahun lalu, aktivitas ekspor Sulteng terbesar melalui Pelabuhan Kolonodale mencatat nilai US$180,21 juta, disusul Pelabuhan Pantoloan senilai US$147,07 juta, serta beberapa pelabuhan lainnya.

 

Dalam kesempatan itu, BPS juga memaparkan inflasi Kota Palu, Sulawesi Tengah per Januari 2012 mencapai sebesar 0,45% dengan kenaikan indeks harga konsumen dari posisi 134,45 pada Desember 2011 menjadi 135,06 pada Januari 2012.

 

Ibram mengatakan inflasi terjadi karena kenaikan harga pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,11%, kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 2,42%, sandang 1,51%, dan kesehatan 0,03%.

 

“Inflasi Kota Palu bulan ini mengalami penurunan signifikan, namun dua kelompok yakni perumahan dan sandang pengeluarannya paling besar dalam andil inflasi kota ini,” ujarnya.

 

Selain itu, dia menambahkan untuk kelompok yang mengalami penurunan indeks, seperti bahan makanan sebesar -0,30 %, pendidikan, rekreasi dan olahraga -0,12 %, dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan -0,63 %. Adapun inflasi tahun 2011 mencapai 4,4 %, sedangkan untuk 2012 diprediksi 6% – 8 %, seiring dengan rencana kenaikan bahan bakar dan tarif dasar listrik. (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate Script | Android Games | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...