Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

KREDIT PROPERTI: Bankir di Jatim mulai hati-hati

Recommended Posts

SURABAYA: Ancaman krisis Eropa yang diprediksikan bakal singgah ke Indonesia pada semester pertama 2012 mendorong kalangan perbankan di Jatim semakin berhati-hati menggenjot ekspansi kredit properti sehingga pertumbuhannya diperkirakan akan lamban.

 

Ketua Perbanas Jatim Herman Halim mengatakan secara logika penurunan suku bunga bank akan mampu mendongkrak kredit konsumsi termasuk di dalamnya pembiayaan properti. Itu sebabnya ketika suku bunga bank dalam posisi rendah, sektor properti akan booming.

 

Namun pengalaman krisis moneter 1997 lalu telah memberikan pengalaman berharga kepada perbankan.

 

“Waktu itu kami ‘babak belur dihajar habis’ oleh properti dan sekarang wajar jika bankir tetap berhati-hati apalagi menyangkut pembiayaan kontruksi,” ujar Herman kepada Bisnis hari ini 31 Januari 2012.

 

Bahkan, menurutnya, bukan hanya bankir tetapi sejumlah pakar ekonomi juga berhati-hati dengan kondisi krisis di Eropa. Sejumlah pakar, tambahnya, malah memprediksikan dampak krisis global tersebut akan

‘mampir’ ke Indonesia pada semester pertama 2012. Kondisi tersebut, lanjutnya, bisa mengakibatkan pertumbuhan kredit properti agak melamban.

 

Di Jatim, berdasarkan data Kantor Bank Indonesia (KBI) Surabaya selama 2011 penyerapan kredit properti hanya mencapai Rp6,87 triliun dari total kredit yang disalurkan seluruh perbankan di provinsi itu sebesar Rp190,57 triliun. Sementara kredit konstruksi hanya Rp5,9 triliun.

 

Herman membenarkan meskipun ekspansi kredit properti tersebut mendominasi realisasi kredit konsumsi  tetapi pertumbuhannya memang tergolong lamban. Pasalnya banyak bank mengurangi kredit kontruksi.

 

“Sekarang ini bank hanya akan bersedia membiayai kredit properti yang terkait user seperti KPR dan  KPA,  jadi developer harus juga memiliki modal sendiri untuk kontruksi dan pembebasan lahan karena sudah tidak zaman lagi hanya menjual gambar seperti yang terjadi sebelum krisis moneter,” ungkap Herman.

 

Bahkan, tambahnya, untuk menyalurkan KPR atau KPA bank biasanya masih memiliki sejumlah persyaratan. Setidaknya developer properti bersangkutan memiliki kekuatan market, sudah berpengalaman atau perusahaannya tergolong mapan dan level risikonya tidak tinggi.

 

Herman mengatakan selain khawatir dampak krisis Eropa, perlambatan kredit properti juga dipengaruhi lonjakan harga tanah di perkotaan yang belakangan tergolong tinggi. “Harga tanah sekarang ini seperti

‘digoreng’ lonjakanya tidak wajar, sehingga banyak bank ketakutan akan terjadi titik balik dan harga lahan tersebut meluncur ke bawah.” (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...