Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INSTRUMEN INVESTASI: BCA cuma berani di unit-linked & ORI

Recommended Posts

JAKARTA: Penetrasi instrumen investasi melalui industri perbankan terbilang masih kecil, nasabah retail yang berinvestasi melalui layanan manajemen kekayaan di PT Bank Central Asia Tbk hanya mencapai sekitar 10% dari total dana pihak ketiga.

 

Direktur Bank Central Asia (BCA) Henry Kunaefi mengakui perseroan memilih untuk tidak agresif terhadap penjualan instrumen investasi karena cenderung ingin menawarkan alat investasi yang relatif rendak risiko.

 

"Barang kami di investasi cuma unit-linked dan ORI, jadi memang kami belum terlalu berani untuk masuk yang agresif kami masuk yang konservatif. Banknya memang konservatif, tetapi juga sebelum melakukan sesuatu kami juga lihat nasabah terlebih dahulu," ujarnya kepada Bisnis, hari ini 30 Januari 2012.

 

Sebelumnya, Henry mengungkapkan, nasabah BCA cukup banyak yang tertarik berinvestasi melalui reksadana pada 2004-2005.

 

Namun perubahan peraturan yang diberlakukan tanpa masa transisi pada 2006 telah membuat nasabah menarik dananya dari reksa dana sehingga saat ini yang dijual oleh perseroan hanya unit-linked melalui AIA dan ORI.

 

Selain itu dia juga menilai pada saat ini banyak nasabah belum siap untuk menerima produk investasi. Sementara bagi nasabah yang sudah siap, kantor cabang bank asing di Indonesia sudah lebih mutakhir dan berani untuk menampung kebutuhan semacam itu.

 

Namun demikian, lanjut Henry, perseroan belum ada rencana untuk mengambil ceruk pasar tersebut. Menurutnya BCA lebih memilih untuk inovatif dan progresif, dan tidak agresif dalam menjalankan bisnis.

 

Dia mengungkapkan, saat ini perseroan hanya mengelola sekitar Rp500 miliar untuk investasi dalam ORI dan sekitar Rp500 miliar per tahun untuk premi unit-linked.

 

Dana kelolaan tersebut jauh di bawah total dana pihak ketiga (DPK) BCA yang mencapai Rp312,67 triliun per November 2011 berdasarkan data Bank Indonesia (BI).

 

Padahal, tambah Henry, kelolaan nasabah kaya di BCA melalui layanan maanajemen kekayaan mencapai hingga sepertiga dari total DPK, atau sekitar Rp104,22 triliun.

 

"Saya fikir tidak sampai 2% nasabah yang masuk ke instrumen investasi," tegasnya. (faa)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...