Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

TEKANAN INFLASI: Cuaca Buruk Bisa Ganggu Pasokan Pangan

Recommended Posts

JAKARTA: Meskipun cuaca buruk berpotensi mengganggu pasokan pangan nasional, tekanan inflasi pada awal 2012 masih dapat teratasi melalui peran pemerintah.

 

Direktur Eksekutif Financial Reform Institute Ikhsan Modjo mengatakan perubahan masa tanam padi yang terjadi beberapa tahun ini, tidak serta merta memberi tekanan terhadap inflasi. Jika pun terjadi, pemerintah akan berupaya mengendalikan tekanan melalui kebijakan, seperti impor dan subsidi pangan.

 

“Pemerintah berupaya mengendalikan tekanan melalui impor beras misalnya, untuk mengendalikan inflasi,” ujarnya Selasa 17 Januari 2012.

 

Menurut Ikhsan, pemerintah telah memberikan solusi terhadap persoalan yang menghambat pertumbuhan ekonomi.  Pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak dikendalikan secara autopilot, melainkan upaya manual pemerintah dalam menciptakan stabilitas ekonomi.

 

Dia mengungkapkan pemerintah telah berupaya keras meningkatkan pertumbuhan dan menjaga iklim usaha dengan berbagai cara, baik dari sisi fiskal maupun moneter.

 

“Pertumbuhan ekonomi memang ditopang oleh konsumsi yang sekitar 5%-5,5% dari PDB. Tapi kalau dilihat lebih jeli, dalam dua tahun terakhir tumbuhnya tidak hanya dari pengeluaran tetapi dari sektor,” ungkapnya.

 

Mengamati faktor pertumbuhan, dia menjelaskan pertumbuhan dari sektor industri cukup tinggi dari tahun ke tahun. Dalam hal ini, pemerintah berperan memberikan kemudahan regulasi untuk mendukung perkembangan industri.

 

Selain itu, lanjutnya, pelaku kebijakan juga gencar memberikan insentif bagi pelaku industri untuk meningkatkan gairah berinvestasi. “Tidak hanya langsung belanja, tapi memberikan gairah industri untuk semakin bangkit.”

 

Menurut Ikhsan, pemerintah tidak hanya berperan menumbuhkan ekonomi melalui kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Nasional (APBN), melainkan mendorong peningkatan konsumsi masyarakat. “Kita tidak bisa menutup mata bahwa ada pergerakan yang dinamis bukan hanya pengeluaran,” ungkapya.

 

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah Financial reform institute Muhammad Husni Thamrin mengatakan para pelaku bisnis memiliki tendensi kepercayaan yang tinggi terhadap Indonesia. Ini membuktikan performa stabilitas yang baik dari eksekutor.

 

Sebelumnya sejumlah kalangan elit memunculkan istilah ‘negeri autopilot’ terhadap Indonesia, karena menganggap pemerintah berperan maksimal dalam pencapaian ekonomi yang tinggi 2011 lalu.

 

Salah satunya Philips Vermonte, Peneliti Departemen Politik dan Hubungan Internasional CSIS mengatakan kepemimpinan SBY-Boediono saat ini layaknya sebuah pesawat autopilot. Pertumbuhan ekonomi saat ini, menurut dia, lebih besar dipengaruhi kerja keras kelompok masyarakat ketimbang upaya pemerintah mendorong pencapaian ekonomi.

 

“Persoalan utama dari negara yang ‘absen’ adalah persoalan kepemimpinan yang lemah dalam mengintegrasikan unit-unit pemerintahan yang terfragmentasi,” ucapnya.

 

Direktur Jasa Keuangan dan Analisis Moneter Sidqy Lego Pangesthi Suyitno mengatakan kinerja pemerintah memang belum optimal terutama dari sisi belanja pemerintah. Minimnya penyerapan APBN, menurut dia, disebabkan berbagai regulasi internal yang menghambat. Persyaratan dan perizinan yang tidak efisien seringkali membuat performa pemerintah menurun.(bas)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Wordpress Plugin | Android Forum | Hud Software

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...