Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

ECONOMIC OUTLOOK: Konsumsi domestik tetap jadi andalan 2012

Recommended Posts

JAKARTA: Pemerintah akan meningkatkan konsumsi domestik dan investasi sebagai komponen utama pendorong pertumbuhan ekonomi pada 2012. Pasalnya, ekspor dipastikan akan melambat.

 

Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Bambang P.S. Brodjonegoro menuturkan, momentum pertumbuhan harus dijaga terutama dengan menjaga daya beli domestik.

 

“Yang terpenting itu meningkatkan dan memperkuat konsumsi domestik. Salah satunya dengan menjaga inflasi di level yang rendah. Pemicu inflasi dari harga pangan dan harga yang diatur pemerintah akan kami perhatikan,” ujarnya kepada Bisnis, hari ini.

 

Kenaikan rating investasi, lanjut Bambang, belum dapat menjamin peningkatan foreign direct investment karena perekonomian global sedang melemah. Untuk mendorong pembentukan modal tetap bruto  (PMTB), pembangunan infrastruktur harus jalan sejak awal tahun.

 

“Investment grade ini hadiah, tapi arus FDI itu tidak dapat dipastikan. Jadi yang utama tetap konsumsi dan investasi domestik,” paparnya.

 

Berdasarkan kajian Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas, jika ingin pertumbuhan ekonomi tahun depan dapat mencapai asumsi Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), yakni sebesar 6,7%, investasi fisik atau PMTB harus tumbuh 11,5%.

 

Menteri PPN/ Kepala Bappenas Armida Alisjahbana menuturkan kajian Bappenas mengarah pada melambatnya pertumbuhan ekspor ke tingkat 10,2% pada 2012. Padahal dalam kondisi normal ekspor dapat tumbuh hingga lebih dari 14%. Selain investasi (PMTB), pertumbuhan ekonomi sebesar 6,7% juga menuntut perbaikan konsumsi pemerintah ke level  6,8%.

 

"Ini yang agak berat (pertumbuhan PMTB), karena tahun ini saja diperkirakan hanya 8%. Jadi lompatannya agak jauh," ujarnya.

 

Memanfaatkan naiknya rating investasi Indonesia ke level investment grade, lanjut Armida, pemerintah akan mempromosikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sei Mangke dan Tanjung Lesung sebagai kawasan ekonomi tujuan investasi.

 

"Karena kalau di KEK kan semua akan dibangun untuk mendukung kegiatan ekonomi, termasuk infrastrukturnya. Jadi ini menguntungkan juga bagi investor," kata Armida.

 

Pada kesempatan terpisah, Deputi Neraca dan Analisis Statistik BPS Slamet Sutomo mengungkapkan sebenarnya potensi pendanaan investasi fisik (pembentukan modal tetap bruto) masih sangat besar di dalam negeri. Karena sumber dana yang terdapat di investasi portofolio jumlahnya bahkan lebih besar dari PMTB.

 

"Pada 2010, financial portofolio itu Rp3321,1 triliun, sedangkan PMTB Rp2.065,2 triliun. Idealnya investasi protofolio itu dicairkan jadi investasi fisik, supaya bisa semakin mendorong pertumbuhan dan punya multiplier effect," ujar Slamet.

 

Menurutnya, return on investment (ROI) yang membutuhkan waktu yang panjang menjadi kendala berkembangnya investasi fisik. Pasalnya, berdasarkan barang modal, investasi fisik (PMTB) terdiri dari investasi bangunan, alat angkutan, dan permesinan.

 

Slamet mengungkapkan pertumbuhan industri dan pembangunan infrastruktur dapat mendorong PMTB dengan lebih optimal. (Faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...