Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Hati-Hati, LIPI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi 2012 Hanya 6,3%

Recommended Posts

JAKARTA: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2012 hanya 6,3%, jauh lebih kecil dibandingkan dengan target pemerintah sebesar 6,7%.

 

Penurunan pertumbuhan ekspor ditengarai menjadi pemicu perlambatan.

 

Wijaya Adi, Peneliti Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, mengatakan ketidakpastian pemulihan krisis utang di kawasan Eropa dan Amerika Serikat memberi sinyal negatif terhadap ekonomi domestik. Ini terutama akan berdampak pada melemahnya permintaan ekspor dari negara-negara mitra perdagangan.

 

“LIPI memproyeksikan ekspor Indonesia hanya US$210,49 miliar, lebih rendah dari prediksi pemerintah sekitar US$228,22 miliar,” ujarnya dalam pemaparan Outlook Perekonomian Indonesia 2012 hari ini.

 

Wijaya menjelaskan kontribusi ekspor nonmigas sekitar US$171,37 miliar dan ekspor migas US$39,11. Ini lebih rendah daripada target pemerintah dengan kontribusi ekspor nonmigas US$186,4 miliar dan ekspor migas senilai US$42,5 miliar.

 

Meskipun ekspor Indonesia ke kawasan Eropa dan AS hanya sekitar 10%, Umi Karomah Yaumidin, Peneliti P2 Ekonomi-LIPI, menjelaskan tetapi menutup kemungkinan akan merembet secara tidak langsung ke mitra perdagangan lapis dua lain.

 

“Dampak tidak langsung menjalar melalui mitra dagang lain yang menjadi pemasok barang konsumsi kawasan Eropa. Transmisi krisis dari sektor riil cenderung lebih rentan dari sektor lain,” jelasnya.

 

Zamroni, Peneliti P2 Ekonomi-LIPI, menyebutkan tingkat impor China ke Indonesia masih akan stabil jika tak terjadi guncangan ekonomi yang besar. India masih akan memberi kontribusi terbesar terhadap neraca perdagangan hingga US$7 miliar.     

 

“Ekspor Indonesia akan surplus hanya sekitar US$15 miliar, lebih rendah dari target pemerintah yang US$18 miliar,” ujarnya.

 

Berdasarkan penelitian, krisis global akan berdampak pada sektor perdagangan paling tidak dalam kurun waktu 6 bulan ke depan. Tekanan akan terjadi baik pada sisi permintaan ataupun suplai, melesunya pembiayaan perdagangan (trade finance), rapuhnya integrasi vertikal, dan guncangan di pasar modal internasional yang akan memengaruhi perdagangan dunia.

 

Zamroni menyebutkan ekspor Indonesia akan mengalami kontraksi pertumbuhan sebesar 0,698%, jika pertumbuhan ekonomi dunia turun 1% pada 2012.

 

Dengan alur yang sama, ekspor Indonesia juga akan mengalami kontraksi jika negara mitra dagang utama, seperti Eropa, China, Jepang, dan AS mengalami kontraksi pertumbuhan ekonomi.

 

Ekspor Indonesia akan mengalami penurunan sebesar 1,037% jika negara di Eropa mengalami penurunan ekonomi 1%. Ekspor akan menurun 0,567%, 0,987%, dan 1,148% jika pertumbuhan ekonomi China, Jepang, dan AS masing-masing melambat 1%.

 

Untuk mengompensasi penurunan ekspor, dia menjelaskan pemerintah harus berupaya melakukan diversifikasi negara tujuan ekspor, memperkuat konsumsi dan perdagangan domestik dengan meningkatkan daya saing, serta produktivitas dan investasi.

 

Wijaya menambahkan pemerintah harus memaksimalkan distribusi logistik domestik untuk mendorong perdagangan lokal. Salah satunya dengan merevisi beberapa peraturan daerag terkait bea dan tarif yang diberlakukan secara legal di setiap wilayah lintasan distribusi.

 

“Kita juga harus fokuskan free trade domestic. Perda yang memberlakukan tarif barang masuk harus dihapus untuk menjaga daya saing produk lokal,” lanjutnya.(bas)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...