Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Bank Indonesia meminta jangan menzolimi karyawan bank sentral terkait beralihnya pengawasan perbankan di tangan Otoritas Jasa Keuangan. Mereka mengklaim dapat mempengaruhi motivasi individu jika tak ada kejelasan status di lembaga baru itu.

 

 

 

Hal tersebut disampaikan Deputi Gubernur Bank Indonesia Muliaman D. Hadad saat menjadi pembicara dalam sosialisasi UU OJK mengenai Era Baru Pengawasan Sektor Keuangan yang Terintegrasi, siang ini.

 

 

 

Menurutnya, ada sepuluh issue krusial dalam pembentukan OJK yang perlu disikapi bersama, diantaranya karyawan BI yang banyak mempertanyakan bagaimana nasibnya setelah nanti dibentuk lembaga baru.

 

 

 

“Banyak pertanyaan gimana masa depannya nanti, termasuk masa depan saya sendiri,” ujarnya sembari tertawa.

 

 

 

Sejumlah pertanyaaan yang muncul, ungkapnya, seperti masalah karir, kompetensi agar bisa terus dimanfaatkan.  “Ini masalah kemanuasiaan kami tak bisa menzolimi. Ini agar tak merubah motivasi karena masalah kejelasan. Kami ingin ada motivasi agar masa transisi sama.”

 

 

 

Muliaman mengutarakan sejumlah isue lain yang perlu disikapi adalah penanganan makro prudensial dan mikro prudensial cakupan dan wilayah koordinasi. Selanjutnya, perlu ada persamaan persepsi dan visi instansi lain dari OJK sendiri.

 

 

 

Selain itu, paparnya,perlu ada struktur OJK di luar dari komisioner, yakni mulai tim teknisnya. Isue selanjutya, menurut Muliaman,  pembagian aset dan sarana pengawasan yang selama ini dipakai bank sentral.

 

 

 

Disamping itu, sambungnya, masalah pengelolaan dokumen pengawasan bank yang selama ini dipegang oleh BI agar kelak dapat dipelihara dan dilindugi oleh OJK, karena menyangkut rekam jejak bank selama ini. “Paling tidak usianya 10 tahun kebelakang,” ungkapnya.(api)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber