Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Hipmi sesalkan Indonesia tolak pinjaman lunak dari China

Recommended Posts

JAKARTA: Himpunan Pengusaha Muda Indonesia menyesalkan penolakan pemerintah atas pinjaman lunak yang ditawarkan China apalagi dikaitkan dengan status investment grade yang disandang Indonesia.

 

Raja Sapta Oktohari, Ketua Umum Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (Hipmi), mengatakan dengan status investment grade semestinya memberi keuntungan bagi Indonesia, seperti arus investasi akan mengalir.

 

"Apa gunanya predikat investment grade naik, tetapi policy pemerintah tidak mau menerima pinjaman lunak dari China," ujar Raja Sapta Oktohari kepada Bisnis melalui keterangan resminya (Minggu, 18 Desember 2011).

 

Menurut dia, nasih ada beberapa negara donor yang siap memberi pinjaman kepada Indonesia, masing-masing-masing sebesar US$1 miliar (2011) dan US$3 miliar (2012). Namun pinjaman itu ditolak Kementerian Keuangan.

 

“Sudah ada negara yang mau memberi pinjaman, akan tetapi ditolak Menteri Keuangan. Sebagai wadah pengusaha muda, Hipmi menyesalkan kebijakan tersebut,” ujar Raja.

 

Harry Warganegara, Sekretaris Jenderal Hipmi, menambahkan investment grade bagi Indonesia sebenarnya datang pada momentum yang tepat. Sebab, disaat sama pemerintah sedang menggalakan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI).

 

“Di satu sisi pengusaha sangat mendukung program MP3EI ini,” papar Harry Warganegara seraya mengemukakan dana yang dibutuhkan pemerintah untuk program tersebut sebesar Rp4000 triliun.

 

Dari nilai tersebut, katanya, pemerintah tidak mungkin berharap dari foreign direct investment. “Siapa yang mau investasi di infrastuktur pelabuhan maupun airport yang sifatnya public service obligation (PSO),” papar Harry.

 

Oleh karena itu pinjaman lunak sangat dibutuhkan agar para pengusaha lokal dapat berpartisipasi langsung dalam program MP3EI. Itu sebabnya penolakan pinjaman lunak dari China sangat disesalkan Hipmi.

 

Dikemukakan dunia usaha tidak mungkin mengerjakan berbagai proyek investasi dengan memakai dana sendiri. Oleh karena itu bantuan dari perbankan dan negara donor sangat dibutuhkan di tengah keterbatasan anggaran dalam negeri.

 

“Kami pengusaha tidak akan pernah bisa mengerjakan investasi proyek kalau menggunakan uang sendiri. Makanya solusinya adalah perbankan atau mencari pinjaman. Bank pun juga harus melakukan analisa mendalam bahwa dananya bisa dikembalikan peminjam.”

 

Bunga pinjaman yang ditawarkan China, menurut mereka, sangat murah, karena memiliki pertimbangan tersendiri. Harry menilai pemerintah belum dapat memanfaatkan kepercayaan pihak luar. (ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...