Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Disparitas akses hasil pembangunan picu rendahnya IPM

Recommended Posts

JAKARTA: Disparitas akses terhadap hasil pembangunan dan pertumbuhan ekonomi disinyalir menjadi penyebab rendahnya Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia.

 

Direktur Analisis dan Pengembangan Statistik Badan Pusat Statistik Kecuk Suhariyanto menuturkan pada dasarnya, IPM merupakan indikator penting untuk mengukur keberhasilan dalam upaya membangun kualitas hidup manusia. Namun

 

"IPM menjelaskan bagaimana penduduk dapat mengakses hasil pembangunan dalam memperoleh pendapatan, kesehatan, pendidikan. Sebenarnya ini mengukur keberhasilan pembangunan, tapi dalam jangka panjang," tuturnya dalam Sosialisasi IPM dan MDGs, hari ini.

 

Mengutip Badan Pembangunan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNDP), lanjut Kecuk, perkembangan IPM Indonesia sepanjang 1999-2010, bergerak dari 64,3% menjadi 72,27% pada 2010.

 

Persentase IPM pada 2010 didasari oleh capaian rata-rata angka harapan hidup yang mencapai 69,43 tahun, angka melek huruf 92,91% dari total penduduk, rata-rata lama sekolah 7,92 tahun, serta daya beli per kapita yang mencapai Rp633.640 PPP (purchasing power parity).

 

"Menaikkan indikator-indikator itu sulit kalau dihitung per bulan, jadi perlu jangka panjang. Kita juga harus lihat input, proses, dan outputnya, jangan hanya liat rankingnya," jelas Kecuk.

 

Tahun ini, UNDP menempatkan Indonesia di ranking 124 dari 189 negara yang dikaji, dengan nilai IPM 0,617. Sedangkan pada 2010, Indonesia berada di peringkat 124 dengan nilai IPM sebesar 0,613.

 

Dengan nilai IPM tersebut, secara Asean, Indonesia berada di peringkat ke-6 di bawah Singapura dengan nilai IPM 0,866, Brunei 0,838, Malaysia 0,761, Thailand 0,682, dan Filipina 0,644. Nilai IPM Indonesia hanya berada sedikit di atas Vietnam, Kamboja, dan Myanmar yang masing-masing berada di peringkat 128, 139, dan 149 dari 189 negara.

 

Kecuk mengakui perlunya terobosan agar IPM Indonesia bisa semakin baik dan meningkat, terutama terkait kesenjangan akses terhadap hasil pembangunan. Menurutnya, produktivitas juga perlu digenjot agar IPM dapat meningkat tajam.

 

"Pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak menjamin IPM bagus. Kalau pertumbuhan ekonomi di sektor-sektor padat tenaga kerja maka akan dinikmati oleh orang banyak, misalnya sektor pertanian dan industri riil," tutur Kecuk.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...