Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Pembangunan Infrastruktur kunci lewati krisis

Recommended Posts

Nusa Dua, Bali: Sejumlah pakar optimis Indonesia mampu melewati krisis global pada tahun depan, asalkan pemerintah mampu mempercepat penyerapan belanja modal dalam pembangunan infrastruktur.

 

Hartadi A. Sarwono, Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), mengatakan proyeksi bank sentral terhadap pertumbuhan ekonomi tahun depan masih positif dalam level 6,3%--6,7%, meskipun PBB telah menurunkan outlook global cukup signifikan.

 

“PBB telah merevisi turun pertumbuhan ekonomi global 2012 menjadi 2,6% dari sebelumnya 4% akibat gejolak ekonomi. Nah ini bisa memengaruhi Indonesia kalau tidak gunakan sumber-sumber ekonomi lain, seperti belanja pemerintah," ujarnya disela-sela Seminar Internasional The Intesifying Global Economic Turmoil: How Should Emerging Economies Respond, hari ini

 

Dia mengharapkan ada percepatan penyerapan dalam belanja pemerintah terutama pada proyek infrastruktur pada tahun depan. Selain itu, lanjutnya, proyek infrastruktur juga bisa mendorong investasi dan produksi sektor swasta.

 

Ryan Kiryanto, Ekonom Bank Negara Indonesia, mengatakan krisis yang terjadi di Uni Eropa dan Amerika Serikat bisa menjalar ke di Indonesia lewat dua jalur yaitu keuangan dan perdagangan. Untuk keuangan, menurut dia, tidak terlalu mengkhawatirkan karena merupakan reaksi sesaat yang dapat diantisipasi.

 

Sementara itu, dampak krisis global lewat perdagangan akan menyebabkan ekspor Indonesia menurun sehingga memaksa terjadi reorientasi tujuan perdagangan menjadi pasar domestik. Salah satu syarat dalam memperbesar pasar domestik, lanjutnya, adalah peningkatan kualitas dari produksi lokal agar dapat bersaing dengan negara lain seperti China dan Thailand.

 

Selain itu, harga komoditas harus dapat bersaing dengan produksi negara lain. "Misalnya jangan sampai Jeruk Pontianak harganya lebih mahal daripada Jeruk dari China," ujarnya.

 

Menurut dia, tingginya harga komoditas dari dalam negeri disebabkan karena belum layaknya infrastruktur yang ada dalam menunjang distribusi antar daerah. "Infrastruktur yang jelek seperti macet dan jalan rusak itu dapat mendorong inflasi," ujarnya.

 

Untuk itu, lanjutnya, program pembangunan infrastruktur dasar, seperti pembangunan jalan, pelabuhan, dan energi harus dilanjutkan pada tahun depan. "Kesiapan infrastruktur juga merupakan nilai tambah dalam menghadapi pulihnya ekonomi global. Ketika Eropa dan Amerika Serikat reborn, kita sudah siap," ujarnya

 

Johanna Chua, Chief Economist Citigroup Asia Pasifik, mengatakan negara berkembang seperti Indonesia harus membuat lebih banyak kebijakan fiskal dalam mendorong permintaan domestik. Dia yakin Indonesia dapat melewati krisis apabila konsumsi domestik masih tinggi.

 

Sebenarnya masalah penyerapan belanja modal pemerintah terutama dalam pembangunan infrastruktur telah beberapa kali diingatkan oleh beberapa lembaga internasional seperti IMF dan Bank Dunia. Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution beberapa waktu lalu juga telah menyentil pemerintah karena penyerapan anggaran hingga awal November 2011 cenderung rendah.

 

Bambang P.S. Brodjonegoro, Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan, mengatakan rendahnya penyerapan anggaran pada tahun ini disebabkan karena ada perubahan aturan sehingga sejumlah lelang pengadaan di Kementerian dan Lembaga harus diulang.

 

"Namun 2012 itu akan berbeda dengan tahun ini. Tahun depan ketidakpastian akan makin kuat sehingga kami putuskan tidak akan ada perubahan aturan lelang pengadaan. Bahkan untuk pengadaan tahun depan, Kementerian/Lembaga sudah bisa melakukan lelang sejak November lalu," ujarnya. (dba/Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Affiliate | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...