Emiten Kesehatan RI Ini Dapat Perpanjangan Kredit Rp750 M Dari BNI

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: Pemerintah berpandangan keikutsertaan Indonesia dalam Trans-Pasific Partnership harus disertai penguatan kapasitas dan daya saing produksi dalam negeri.

 

Wakil Menteri Keuangan Anny Ratnawati mengatakan pada prinsipnya setiap perjanjian perdagangan bebas harus disiapkan dengan baik.

 

Hal tersebut meliputi peningkatan kesiapan industri domestik, penetapan kebijakan yang mendukung, dan sosialisasi guna meyakinkan para stakeholder.

 

“Peningkatan daya saing itu penting, misalnya penguatan UMKM [usaha Kecil dan Menengah] karena share-nya terhadap produksi nasional cukup besar,” papar Anny di Jakarta kemarin.

 

Penguatan UMKM harus mendekatkan akses UKM terhadap modal dan teknologi, peningkatan kualitas sumber daya manusia , dan penyediaan informasi kondisi pasar dan berbagai peluang baru.

 

Ketimpangan domestik

Anny menyoroti ketimpangan perdagangan dalam negeri yang tidak selancar perdagangan internasional akibat free trade agreement (FTA).

 

“Kalau dengan luar bikin free trade, di dalam jangan ada barrier, kita harus pastikan perdagangan antardaerah, antarwilayah berjalan baik,” ujarnya.

 

Dia menambahkan apabila perdagangan dalam negeri masih dipersulit oleh berbagai regulasi, produk lokal dengan sendirinya akan mengalami kesulitan dalam memenuhi permintaan domestik.

 

“Pasar dan permintaan domestik kita besar, negara asing juga melihat itu. Jadi kalau terjadi krisis yang menurunkan permintaan, kita tetap terlindungi karena pasar domestik yang besar tadi.".

 

Saat ini Indonesia terikat perjanjian bebas dengan ASEAN, China, India, Jepang, dan Australia-Selandia Baru, dan dalam proses FTA dengan Korea Selatan dan Eropa.(Bsi)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber