Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Pertumbuhan ekonomi kuartal III 6,5%

Recommended Posts

JAKARTA : Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan perekonomian Indonesia selama kuartal III/2011 tumbuh 6,5%, yang lebih dari separuhnya disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga. Kendati positif, tetapi pertumbuhan sektoralnya relatif melambat.

 

Slamet Sutomo, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS, menjelaskan selama kuartal III/2011 terjadi pembentukan produk domestik bruto (PDB) senilai Rp1923,6 triliun atau tumbuh 3,5% dibandingkan kuartal sebelumnya atau 6,5% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

 

Dengan demikian total PDB nominal Indonesia per September mencapai Rp5482,3 triliun atau tumbuh rata-rata 6,5%.

 

"Mudah-mudahan pertumbuhan ekonomi di akhir tahun 6,5% dengan pendapatan per kapita US$3.500 tercapai," ujarnya dalam jumpa pers di kantornya, Senin 7 November.

 

Kontributor utama pertumbuhan ekonomi kuartal III 3,5% adalah sektor pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan dengan pertumbuhan 5%, sektor perdagangan, hotel dan restauran 4,4%, serta sektor pengangkutan dan komunikasi 3,6%.

 

Namun, jika dibandingkan dengan kuartal sebelumnya, pertumbuhan sektoralnya melambat, a.l.  industri pengolahan turun dari 24,4% menjadi 23,9%, pertanian dari 15,4% menjadi 15,7%, sedangkan perdagangan, hotel dan, restauran tetap 13,9%.

 

"Perekonomian (kuartal III) tumbuh, tetapi sektoralnya melambat dibanding kuartal II dan juga year on year (dibanding kuartal III/2010). Sektor pertanian dan industri kontribusinya makin lama makin turun dan laju pertumbuhannya juga melambat," jelasnya.

 

Menurut Slamet, produksi padi selama kuartal III turun  1,63% atau 1,08 juta ton dibanding kuartal sebelumnya, menjadi 65,39 juta ton gabah kering giling.

 

Perlambatan sektor pertanian disinyalir karena tidak ada panen raya dan musim kemarau panjang. Sementara, sektor perdagangan, hotel dan restauran melambat karena berkurangnya transaksi selama bulan puasa dan lebaran.

 

"Perlambatan-perlamabtan tersebut tidak terlepas dari perlambatan ekonomi global yang berdampak ke ekspor, yang kemudian berpengaruh ke sektor domestik," katanya.

 

Dari sisi penggunaan, lanjut Slamet, konsumsi rumah tangga memberi kontribusi paling besar terhadap pembentukan PDB di kuartal III, yakni sebesar 2,7% terhadap pertumbuhan ekonomi 6,5%.

 

Kontribusi selanjutnya adalah dari ekspor barang dan jasa sebesar 8,3% (minus impor 5%) dan investasi (PMTB) 1,7%. Sementara itu, belanja pemerintah hanya menyumbang 0,2% terhadap pertumbuhan ekonomi.

 

"Pada umumnya pertumbuhan ekonomi Indonesia dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Ada perlambatan global, tapi konsumsi domestik bisa meng-cover. Lebih dari separuhnya disumbang oleh konsumsi rumah tangga."

 

Dibandingkan dengan kuartal III/2010, BPS mencatat konsumsi rumah tangga tumbuh dari 2,3% menjadi 4,8%, konsumsi pemerintah turun dari 10,6% menjadi 2,5%, PMTB naik dari 5,1% menjadi 7,1%. Kemudian ekspor naik dari  5,2% menjadi 18,5%, seiring dengan peningkatan impor dari 2,4% menjadi 14,2%. (Ana Noviani/ea)

 

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...