Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

Perekonomian RI terkendala infrastruktur dan energi

Recommended Posts

JAKARTA: Kesempatan kerja, produktivitas dan investasi mendorong pertumbuhan ekonomi suatu negara. Di Indonesia, motor pendorong itu terkendala kesenjangan infrastruktur dan energi.

 

Demikian diungkapkan Dejan Ostojic, Pemimpin sektor Transportasi, Energi dan Pembangunan Berkelanjutan di Asia Timur dan Pasifik dari Bank Dunia usai acara peluncuran laporan energi  “One Goal, Two Paths”, hari ini.

 

Menurut Ostojic, kebutuhan energi termasuk listrik dan infrastruktur sangat berhubungan dengan pertumbuhan ekonomi. Pasalnya, arus investasi industri membutuhkan dukungan infrastruktur dan kepastian sumber daya energi. “Kalau kita melihat indikator pertumbuhan ekonomi, pertumbuhan arus investasi sangat berhubungan dengan energi dan infrastruktur,” ujar Ostojic.

 

Berdasarkan data yang dihimpun Bank Dunia, kesenjangan infrastruktur dan supply energi yang tidak terjamin terbukti menjadi bottle neck terhadap pertumbuhan ekonomi.  “Karena masyarakat tidak bisa bergerak dengan leluasa, kebutuhan energi juga tidak dapat terpenuhi. Bagaimana investasi dan konsumsi bisa berjalan lancar,” papar Ostojic.

 

Dalam laporan “One Goal, Two Paths”, tambah Ostojic, Bank Dunia menekankan pentingnya peran dan dukungan pemerintah untuk menciptakan penyerapan tenaga kerja dan menciptakan lapangan kerja produktif untuk dapat menciptakan pembangunan infrastruktur dan energi secara berkelanjutan. “Pekerjaan dan kegiatan ekonomi produktif akan membuat infrastruktur dan jaringan listrik yang dikembang di suatu daerah dapat diandalkan dan dimanfaatkan masyarakat sekitar, karena daya beli mereka meningkat,” ujarnya.

 

Dengan demikian, lanjutnya, investasi yang ditanamkan untuk proyek pengembangan infrastruktur termasuk pembangkit listrik, oleh pemerintah ataupun pihak swasta dapat kembali dengan lebih cepat.

 

“Pemerintah harus menstimulasi investasi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan produktivitas masyarakat yang akan berkontribusi pada pertumbuhan. Energi dan infrastruktur menjadi platformnya,” ujar Ostojic.

 

Di tingkat Asia Pasifik, Bank Dunia mencatat Indonesia sebagai negara dengan tingkat electricity access level medium bersama Mongolia dan Filipina. Menurut Bank Dunia, Indonesia harus mempertahankan momentum pertumbuhan dengan efektif  dan menjalankan kebijakan-kebijakan sektor energi dan infrastruktur yang masih stagnan.

 

Pada kesempatan ini, Bank Dunia juga mengritik kebijakan subsidi energi listrik yang dijalankan Indonesia. Menurut John Roome Direktur sektor Pembanguan Berkelanjutan Asia Timur dan Pasifik  Bank Dunia besarnya subdisi listrik yang diberikan pemerintah tidak tepat sasaran karena belum terfokus pada masyarakat yang minim akses, miskin, dan berada di daerah terpencil. “Kalau ini dikelola dengan lebih tepat sasaran akan membawa dampak yang besar,” ujar Roome.(api)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...