Presiden Kunjungi Posko Kesehatan Milik Pegadaian di Aceh Tamiang

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA: PT Bank Central Asia Tbk tidak mengkhawatirkan terjadinya aliran dana keluar dari dalam negeri meskipun suku bunga penjaminan dalam valuta asing diturunkan 75 basis points menjadi 2%.

 

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur Bank Central Asia (BCA) mengatakan tingkat suku bunga penjaminan untuk denominasi dolar sebesar 2% masih lebih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito valuta asing di luar negeri yang sekitar 0,2%-0,3%.

 

“Saya pikir bunga penjaminan 2% itu masih tinggi dibandingkan dengan bunga deposito di bank luar negeri, jadi saya tidak melihat adanya potensi pelarian dana keluar negeri,” ujarnya hari ini.

 

Kemarin, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyatakan akan menurunkan suku bunga penjaminan termasuk dalam bentuk valuta asing pada 15 Oktober. Tingkat bunga simpanan masyarakat berdenominasi dolar yang dijamin oleh LPS sebesar 2% dibandingkan dengan sebelumnya 2,75%.

 

BCA, lanjut Jahja, tidak akan untuk menurunkan bunga deposito dalam dolar karena tingkat hasilnya sudah cukup rendah.

 

“Bunga yang kami berikan sama seperti bank diluar negeri, yakni 0,2%-0,3% jadi kami tidak mungkin menurunkan lagi,” ujarnya.

 

Adapun untuk penurunan suku bunga penjaminan dalam bentuk rupiah sebesar 25 basis poin, menurut dia tidak akan berdampak banyak. Hal tersebut disebabkan karena likuiditas perbankan masih melimpah.

 

“Rupiah masih likuid karena hanya sedikit bank yang memiliki LDR [loan to deposit ratio] diatas 90%,” ujarnya.

 

Namun, dia menyarankan perbankan untuk tidak menggenjot LDR terlalu tinggi agar siap menghadapi ancaman krisis global. “Kalau LDR tinggi maka bila ada goncangan nanti bisa bingung cari dana. Kami pikir bank yang LDR-nya sekitar 70% bisa lebih siap menghadapi krisis,” ujarnya. (faa)

 

 

 

 

Powered By WizardRSS.com | Full Text RSS Feed | Amazon Plugin | Settlement Statement

 

Sumber