Kementan Kirim Bantuan Korban Banjir Sumatra Senilai Rp1,2 T

[Lebay Pemilik Lapak 0]

PERBANKAN

Kamis, 29 Agustus 2013 15:44 wib

Hendra Kusuma - Okezone

Ilustrasi. (Foto: Okezone)

JAKARTA - Tekanan pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang dolar Amerika Serikat (AS) masih berlanjut. Hal tersebut karena tekanan pasar keuangan global yang saat ini terjadi sebagaimana terjadi pada hampir semua negara emerging markets.

Direktur Komunikasi Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah mengatakan, pelemahan Rupiah juga terjadi karena faktor domestik terutama terkait dengan tingginya defisit transaksi berjalan dan inflasi.

"Pada 28 Agustus 2013, Rupiah ditutup pada Rp10.945 per dolar AS, atau terdepresiasi sebesar 11,9 persen secara point-to-point dari posisi akhir Desember 2012," katanya dalam keterangan resmi Bank Indonesia (BI), Jakarta, Kamis (28/9/2013).

Menurutnya, BI menilai tingkat nilai tukar Rupiah dewasa ini mencerminkan kondisi fundamental serta mendukung peningkatan ekspor dan penurunan impor dalam proses penyesuaian defisit transaksi berjalan.

"Namun demikian, ketidakpastian perkembangan Rupiah masih relatif tinggi, tercermin pada tingginya volatilitas dan lebarnya kisaran perdagangan, antara lain karena reaksi pelaku pasar yang cenderung berlebihan (overshooting)," tukas dia. (kie) (wdi)

Berita Selengkapnya Klik di Sini [h=4]Berita Terkait: Rupiah Agustus 2013[/h]

• BI Rate Naik ke 7%, IHSG Kokoh di Level 4.000-an
  
• BI Siagakan Pinjaman USD12 M dari Jepang
  
• BI Taksir Inflasi 2013 Tembus 9,8%
  
• Rupiah Melemah, BI Dinilai Terlambat Ambil Sikap
  
• RDG Bank Indonesia Hasilkan 4 Kebijakan Tambahan
  
• OJK: Buy Back Tergantung Kocek Emiten
  
• Rupiah Mulai Menguat ke Rp11.000/USD
  
• Korban Rupiah, 150 Ribu Karyawan Di-PHK
  
• Dahlan: Saya Enggak Tahu (Rp1.500 Triliun) Milik Siapa
  
• More News...
  

 

 

 

Sumber