UMP Sumsel 2026 Resmi Naik 7,10 Persen, Jadi Rp3,94 Juta per Bulan

[Lebay Pemilik Lapak 0]

JAKARTA - Presiden Direktur OCBC NISP Parwati Surjaudaja mengaku, terkait rencana pemerintah mengubah asumsi inflasi 2013 dari 4,9 persen menjadi 7,2 persen, pihaknya akan menaikkan suku bunga dana dan kredit perusahaan untuk merespons dampak dari kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi."Ya kalau BBM naik, ada kemungkinan suku bunga kita ikut naik," ujar Parwati, saat ditemui di sela-sela acara sesi ramah tamah dengan Gubernur Bank Indonesia yang baru Agus Martowardojo, di Gedung BI, Jakarta, Jumat (24/5/13).

Lebih lanjut dia mengatakan, adanya kenaikan suku bunga tersebut sebenarnya tidak disebabkan oleh kenaikan harga BBM bersubsidi, tapi karena adanya kenaikan inflasi yang diprediksi akan terjadi.

Sementara itu, terkait dengan likuiditas perusahaan, Parwati menambahkan bahwa sampai sampai saat ini perusahaannya masih cukup untuk intermediasi.

     

Sebagaimana diketahui, pemerintah berencana akan menaikkan harga BBM bersubsidi sebagai antisipasi jebolnya Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Mengingat rencana tersebut maka pemerintah mengubah asumsi inflasi 2013 dari 4,9 persen menjadi 7,2 persen.

    

Selanjutnya, Deputi Gubernur BI Perry Warjiyo juga menilai, kenaikan suku bunga yang dilakukan oleh bank dalam merespons inflasi akibat kebijakan pemerintah untuk menaikkan harga BBM, tergantung pada likuiditas dari masing-masing bank.

"Sebetulnya hanya ada beberapa bank saja yang begitu. Ini lebih terkait dengan likuiditas bank yang bersangkutan, Jadi mereka berkompetisi untuk menaikkan suku bunga dananya," tutup Perry. (wan) (wdi)

 

 

Sumber