Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Lebay

Pertumbuhan Mikro Melonjak, NIM BJB Naik 8,2%

Recommended Posts

uKenzhwR0J.jpgIlustrasi. (Foto: Okezone)

 

 

 

JAKARTA - Tingginya pertumbuhan kredit mikro PT Bank Jawa Barat & Banten Tbk (BJBR) dari unit mikro yang disebut 'Waroeng BJB', membuat margin bunga bersih (Net Interst Margin/NIM) melonjak dari target yang ditetapkan.Direktur Utama BJB Bien Subiantoro menyebutkan, dirinya juga cukup kaget dengan tingginya pertumbuhan NIM yang mencapai 8,2 persen pada kuartal I/2013. Padahal target bank di kuartal pertama tahun ini hanya sekitar 6,8-7,2 persen. Menurut Bien, naiknya NIM ini dipengaruhi dua faktor, yaitu tingginya pertumbuhan kredit mikro hingga 65,4 persen, dan di sisi lain cost of fund atau biaya dana bank turun dari 5,1 persen menjadi 4,6 persen di kuartal I/2013. Untuk memanfaatkan peluang pertumbuhan mikro tersebut, bank pun menaikkan NIM nya.

 

"Kalau cost of fund naik NIM bisa turun tapi kalau mikro tumbuh cepat, belum tentu dia turun. Pertumbuhan mikro itu tinggi makanya naik. Waktu liat angka saya juga kaget. Di kuartal II akan lebih galak lagi tumbuhnya," ujar Bien usai 'Paparan Kinerja & Analyst Meeting Triwulan I-2013 BJB' di Jakarta Jumat (19/4/2013).

 

Menurut Bien, di bank asal Bandung ini, range bunga kredit ini antara 22-27,5 persen dan diklaim lebih rendah dari pasar. "Kita mencoba positioning bunganya 1-2 persen di bawah kompetitor. Maka kita liat tren itu. Kalau bunga tergantung bank lain juga," ujarnya.

 

Bien menyebutkan, potensi kredit mikro ini sangat baik bahkan dinilai tahan banting dan tidak terlalu berpengaruh terhadap inflasi ataupun kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) sekalipun. "Kalau mikro itu jangankan inflasi, krisis saja dia masih tahan banting. Karena itu kita masih sangat yakin kredit mikro ini tahan asal prosesnya kita lakukan dengan benar. NPL itu kuncinya," tuturnya.

 

Meski tumbuh tinggi, pada kuartal pertama tahun ini, rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) sangat tinggi, mencapai 5,7 persen di kuartal I/2013 atau naik 2 persen dibanding kuartal I/2012 yang sebesar 3,7 persen. Untuk itu bank akan memperbaiki masalah collection dengan terus menambah SDM untuk mikro dari 87 orang menjadi 280 orang. "NPL mikro dari sisi collection harus diperbaiki. Dengan naiknya collection, NPL di kuartal 2 harus di bawah 5 persen," tutupnya. (Erichson Sihotang /Koran SI/mrt)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...