Outbound Sebagai Solusi Penguatan Kerja Tim ( HUB: 0822-1122-1909 )

[Lebay Pemilik Lapak 0]

MEDAN - Menteri Keuangan Agus DW Martowardojo kembali menjadi calon Gubernur Bank Indonesia (BI), setelah pada 2008 lalu ditolak oleh DPR. Kali ini, Agus Marto merupakan calon tunggal pilihan Presiden.Sekjen PDIP yang juga anggota DPR RI, Cahyo Kumolo, mengingatkan DPR agar berhati-hati dalam menentukan keputusan terkait pencalonan tunggal Agus Marto Wardoyo sebagai Gubernur BI. Pasalnya meski merupakan hak preogratif Presiden, namun ada dua hal yang cukup penting yang harus dijadikan bahan pertimbangan.

 

Pertama, pasca pembentukan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Otomatis Bank Indonesia hanya akan mengurusi persoalan moneter, antara lain stabilitas nilai tukar, inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Sementara, sebagai mantan bankir, Agus Marto tentunya lebih fokus pada persoalan makro, dan bukan mikroprudensial, seperti fungsional BI saat ini.

 

"Saya pikir kawan-kawan di DPR harus hati-hati. Apakah calon tunggal yang di usung Presiden sudah memenuhi syarat. Harus dipastikan pula fungsi mikroprodunsial yang menjadi tugas BI setelah pemisahan dengan OJK. Karena menurut kita, Pak Agus sudah tepat di posisi Menteri Keuangan," jelasnya di Medan, Minggu (3/3/2013)

 

Kedua, menurut Cahyo rekan-rekannya di DPR RI tentu tak melupakan, jika DPR RI pernah menolak pencalonan Agus Marto dengan pertimbangan yang sama. Sementara DPR juga telah membuat ketentuan dalam Undang-Undang BI, yang mengharuskan Presiden mengajukan calon alternatif ketika calon Gubernur BI yang diajukannya sudah ditolak.

 

"Menurut saya DPR harus konsisten. Baik dengan penolakan sebelumnya, maupun dengan keberadaan UU BI pasal 41. Tidak ada ketentuan periode waktu yang diatur. Sehingga kalau mau diterima begitu saja, apa lantas alasan-alasan penolakan itu hilang? Kan saya pikir tidak. Makanya sebaiknya Presiden tidak memaksakan, dan mengajukan calon lain," tukas dia. (mrt)

 

 

 

Sumber