Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BIENNALE JOGJA 2013 Bermitra dengan Negara Arab

Recommended Posts

JAKARTA—Melanjutkan perjalanannya mengelilingi lintasan khatulistiwa, tahun ini Biennale Jogja XII Equator #2 (Biennale Equator #2) akan bekerjasama dengan negara-negara Arab sebagai rekanan.

 

Biennale Equator #2 akan digelar 16 November 2013 – 6 Januari 2014 di Yogyakarta, Indonesia. Dikuratori oleh Agung Hujatnikajennong (Indonesia) dan Sarah Rifky (Mesir), Biennale Equator #2 akan melibatkan 40  perupa

 

dari Mesir, Saudi Arabia, dan Uni Emirat Arab untuk berpameran, berkarya dan berdialog dengan seniman dan kelompok seni di Indonesia.

 

Pada Februari 2013, kurator dan direktur artistik Biennale Equator #2 melangsungkan lawatan keliling ke 3 kota besar di Indonesia untuk rangkaian sosialisasi Biennale Equator #2. Kota yang dikunjungi adalah Yogyakarta, Bandung  dan Jakarta  pada Minggu (24/2/2013).

 

Lawatan keliling juga akan dilaksanakan di beberapa kota lainnya di pulau Jawa, Sumatera dan Kalimantan dengan jadwal yang akan ditentukan

 

kemudian.

 

Berkaitan dengan pemahaman posisi dan orientasi Biennale Equator di antara biennale internasional lainnya, hubungan Indonesia dengan negara-negara Arab, menjadi isu yang semakin penting didiskusikan saat ini.

 

Kedua kawasan tersebut bukanlah bagian dari wilayah arus utama seni rupa modern yang berpusat di Eropa dan Amerika. Menyusul perubahan-perubahan ekonomi dan politik global, telah muncul kesadaran baru di antara para pelaku seni wilayah-wilayah non-pusat, termasuk Asia-Pasifik dan Arab, untuk melakukan inisiatif-inisiatif dalam bentuk kegiatan pameran internasional, art fair, dan program-program residensi seniman yang pada akhirnya membentuk topografi baru seni rupa internasional.

 

Biennale Equator#2 akan menggarap tema ‘mobilitas’ untuk membaca praktik seni rupa kontemporer di era globalisasi yang telah memperluas proses produksi, distribusi dan konsumsi seni, baik sebagai objek maupun

 

gagasan.

 

“Situasi kompleks ini di satu sisi membuka kemungkinan-kemungkinan bagi seniman untuk bereksperimen dan berinteraksi dengan dunia, namun di sisi lain seniman juga harus berhadapan dengan mekanisme baru yang tidak dapat diprediksi dan memiliki potensi yang dapat mereduksi otonomi kultural mereka sebagai individu,” kata kurator  Agung Hujatnikajennong dalam jumpa pers, Minggu (24/2/2013).

 

Kerangka kuratorial ini diharap mampu membaca dan memikirkan ulang fungsi dan posisi seni dalam masyarakat kontemporer.

 

Bersama dengan pameran dan residensi seniman, rangkaian program Biennale Equator #2 disertai dengan beberapa program pengiring, yaitu Festival Equator, Parallel Events, Simposium Equator, Biannle Jogja Awards, artist talk, dan workshop.  (sut)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...