Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

EKONOMI JABAR: Kinerja Ekspor Diduga Stabil

Recommended Posts

BANDUNG--Dinas Perindustri dan Perdagangan Jabar menargetkan nilai ekspor non migas produk Jabar pada posisi stabil atau setara pencapaian nilai ekspor 2012 Jabar yang mencapai US$26,37 miliar.

 

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jabar Ferry Sofwan mengatakan nilai ekspor non migas Jabar setiap tahunnya terus meningkat. Sejak 2010 hingga 2012 pihaknya mencatat adanya lonjakan nilai yang signifikan dimana pada 2010 mencapai US$23,24 miliar, US$25,69 miliar dan US$ 26,37 miliar.

 

“Melihat kondisi ekonomi Eropa yang sedang terpuruk kami harapkan bisa stabil. Ada tiga komoditi ekspor andalan Jabar dari yang tertinggi alat elektronik dan motor, tekstil dan produk tekstil (TPT) serta barang plastik dan karet,” katanya, kepada Bisnis, Sabtu (23/2).

 

Pada umumnya produk otomotif Jabar diproyeksikan untuk perusahaan besar yang bermitra dengan industri kecil dan menengah (IKM) yang tersebar di sejumlah daerah di Jabar. Agar usaha yang dilakukannya tetap eksis pihaknya tetap melakukan dukungan sosialisasi, dan pelatihan.

 

Sebab, pada dasarnya perusahaan besar sekalipun tidak bisa memproduksi semua komponen yang dibutuhkan untuk membuat satu unit sepeda motor. Terlebih pada tahun ini, Kementerian Perindustri menargetkan produksi sepeda motor 10 juta unit.

 

“Kami dinas tingkat provinsi bertugas menghubungkan kebutuhan industri dengan IKM. Termasuk delivery komponennya pun harus berjalan dengan baik dan industri jangan sampai dibuat menunggu dan kualitas dan harganya pun berstandar,” ujarnya.

 

Sedangkan untuk menjaga kualitas TPT, kementerian terkait telah memberikan bantuan mesin dan membangun pusat pelatihan industri TPT di Bandung yang ditargetkan sudah beroperasi pada Juni ini. Di pusat pelatihan tersebut disediakan 100 mesin.

 

“Meski masih sederhana, tapi diharapkan sudah bisa memberikan kontribusi nyata agar produksi tekstil Jabar tetap memenuhi standar ekspor,” ujarnya.

 

Sehubungan dengan naiknya besaran UMK pada 2013, diharapkan tidak ada perusahaan yang angkat kaki dari Jabar terutama perusahaan yang ada di bagian Barat Jabar karena menjadi daerah yang paling tinggi mengalami kenaikan UMK.

 

“Kalau pun mereka ada rencana untuk pindah, sebaiknya pindah ke wilayah Timur seperti Majalengka meskipun infrastrukturnya belum tersedia,” ujarnya.

 

Sedangan komoditi karet mayoritas digunakan untuk membuat pengganjal jok mobil Innova yang dipesan oleh sebuah perusahaan asal Jakarta yang kemudian diekspor ke Filipina dan Thailand.(k6/yri)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...