Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

INVESTASI KTI : 2013 Momentum Bagi Investor Berbisnis di KTI

Recommended Posts

MAKASAR : Bank Indonesia menilai tahun ini merupakan momentum yang  baik bagi para investor yang menjadikan Kawasan Timur Indonesia (KTI) sebagai lokasi untuk berinvestasi.

 

“Pada 2012, produk domestik regional bruto (PDRB) KTI sebesar 19% terhadap nasional,” kata Pemimpin Bank Indonesia Region Sulawesi, Maluku dan Irian Jaya (Sumalirja) Mahmud, Kamis (21/2/2013).

 

Meski dia mengakui dari segi infrastruktur, KTI masih tertinggal dari daerah-daerah yang ada di Sumatera dan Pulau Jawa.

 

 

Dia juga menyebutkan dari sisi sektoral, peningkatan produksi tambang meningkatkan andil sektor pertanian yang tumbuh 21% di 2012, dalam mendukung ekonomi KTI di 2012.

 

 

“Andil sektor pertambangan yang tahun lalu tumbuh 19% kembali meningkat, ditengah melambatnya permintaan komoditas tambang unggulan yang didukung oleh membaiknya produksi tambang di Sulawesi, Maluku, Papua, Bali dan Nusa Tenggara pada Triwulan IV 2012, serta masih normalnya produksi batu bara pada Semester I 2012,” paparnya.

 

Sementara itu, dari sisi permintaan, pertumbuhan ekonomi KTI pada 2012 masih ditopang oleh investasi yang tumbuh 12,35% dan konsumsi 5,72% dibandingkan 2011.

 

 

Realisasi beberapa proyek infrastruktur dan peningkatan kapasitas produksi, serta optimisme dari pelaku usaha sektor utama efektif meningkatkan andil investasi dalam pertumbuhan ekonomi KTI 2012.

 

Dari sisi konsumsi juga meningkat, karena terjaganya optimisme masyarakat, adanya pilkada tingkat kabupaten/kota, peningkatan aktivitas MICE, serta meningkatnya realisasi pengeluaran pemerintah.

 

Sedangkan dari sisi ekspor di 2012, mengalami kontraksi yang lebih dalam dibandingkan 2011. “Ekspor mengalami kontraksi karena melemahnya demand, permasalahan manajemen interen perusahaan dan terganggunya proses produksi nikel pada awal tahun,” ujarnya.

 

Meski begitu, lanjutnya, impor masih tumbuh meski melambat dan didominasi oleh barang modal.

 

Mahmud mengungkapkan tahun ini, diproyeksikan perekonomian KTI meningkat sekitar 6,47% atau kurang lebih sebesar 0,5% (YoY).

 

Kinerja ekspor diperkirakan semakin membaik didukung menguatnya konsumsi domestik dan permintaan global sejalan dengan estimasi pertumbuhan ekonomi dunia yang lebih baik di 2013.

 

Investasi juga diperkirakan masih tumbuh positif dipicu optimisme pelaku usaha sektor utama dan akselerasi proyek-proyek milik pemerintah yang masuk dalam Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)

 

Berdasarkan sektoral, sektor pertanian meningkat didorong komoditas sawit dan karet serta terjaganya konerja subsektor tanaman bahan makanan. Sementara kinerja pertambangan diperkirakan akan membaik pada 2013.

 

“Hal itu karena peningkatan produksi batu bara, nikel dan tembaga, yang dipengaruhi meningkatnya permintaan global dan kebijakan yang mengatasi hambatan ekspor tambang,” sebutnya.

 

Adapun sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) masih terjaga pada level tinggi, yang pada 2012 tumbuh sebesar 16% didukung pelaksanaan pilkada tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dan pembangunan infrastruktur pariwisata.

 

 

Sedangkan sektor industri pengolahan diperkirakan semakin menguat, terutama pengolahan migas LNG Tangguh. Meski diakui pembatasan kuota impor raw sugar akan menahan pertumbuhan industri gula rafinasi.                

 

 

CEO Bosowa Group Erwin Aksa menuturkan perekonomian di KTI akan mengalami pertumbuhan yang cukup baik, seandainya tidak terkendala pada urusan perizinan dan sejenisnya.

 

“Iklim politik, apalagi menjelang Pilpres 2014, jelas akan berpengaruh pada investasi karena pengurusan izin semakin sulit dan lama.

 

"Pejabat-pejabat negara akan semakin jarang di kantor. Perizinan bisa tertunda lama dan itu akan menjadi penghambat investasi," tukasnya.

 

Owner IMB Group Idris Manggabarani mengusulkan agar pemerintah tidak semakin mempersulit dunia usaha.

 

"Tidak masuk akal kalau di zaman canggih sekarang ini, pengurusan izin masih sampai berbulan-bulan. Apalagi, saat ini IT kita sudah semakin canggih, jadi manfaatkanlah kecanggihan IT yang ada sekarang," tukasnya.

 

Idris menambahkan pengusaha tidak akan bisa meningkatkan daya saing, jika untuk mengurus satu izin saja memerlukan waktu hingga berbulan-bulan lamanya. (dot)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...