Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

METROPOLITAN PRIORITY AREA : Pemerintah Tingkatkan Koordinasi dengan JICA

Recommended Posts

JAKARTA -- Pemerintah meningkatkan koordinasi dengan Japan International Cooperation Agency (JICA) guna mempercepat pelaksanaan 18 proyek percepatan Metropolitan Prioirity Area yang nilai investasinya diestimasi mencapai Rp208,2 triliun.

 

Lucky Eko Wuryanto, Deputi Infrastuktur dan Pengembangan Wilayah Kemenko Perekonomian, mengatakan rencana induk MPA mencakup 45 proyek infrastuktur yang ditargetkan rampung pada 2020.

 

Dari total tersebut, pemerintah dan JICA menetapkan 18 proyek fast track untuk digarap pembangunan miniml pada 2014.

 

"JICA datang untuk diskusikan masalah percepatan yang ingin dilakukan. Kan ada 18 proyek: MRT, pelabuhan, bandara. Mereka minta beberapa bantuan dari kita, ya kita koordinasi lah percepatannya," tutur Lucky seusai pertemuan dengan perwakilan JICA di Kemenko Perekonomian, Selasa (19/02/2013).

 

Lucky menuturkan beberapa proyek fast track MPA sudah berjalan, a.l. pembangunan MRT, pembangunan Bandara Soekarno-Hatta, dan akses jalan Pelabuhan Tanjung Priok.

 

"Mereka minta bantuan supaya lebih cepat proyek transmisi Jawa-Sumatera apakah jumlah loan yang diminta sudah cukup atau belum," ujarnya. 

 

 

Berdasarkan data JICA, 18 proyek fast track MPA terdiri dari pengembangan dan ekspansi terminal kontainer di Utara Kalibaru Rp24 triliun, pengembangan pelabuhan baru Cilamaya Rp14,9 triliun, Smart Community Rp300 miliar, kereta bandara Soekarno-Hatta Rp12,5 triliun, pengembangan bandara Soekarno-Hatta Rp16,4 triliun, dan MRT Rp33,3 triliun.

 

Selain itu, proyek percepatan MPA juga mencakup pengembangan kapasitas jalur kereta api Jabodetabek Rp8,3 triliun, pembangunan jalan di Jabodetabek Rp1,9 triliun, pengembangan kapasitas jalan di area industri Jakarta Timur Rp200 miliar, dan suplai air DKI Jakarta-Bekasi-Karawang Rp4,4 triliun.

 

Fast track MPA juga mencakup konstruksi pengolahan sampah Jawa Barat Rp1 triliun, konstruksi pompa air di Pluit Rp200 miliar, jaringan transmisi listrik Jawa-Sumatera Rp19,7 triliun, kontruksi PLTU Indramayu Rp20,4 triliun, pengembangan PLTU Banten Rp8,6 triliun, pengembangan PLTG dan FSRU Rp10,7 triliun, pengembangan pembangkit listrik hidro Rajamandala Rp1,3 triliun, dan pengembangan PLTU Jawa Tengah Rp30,1 triliun.

 

Lucky menuturkan kendala yang masih dihadapi proyek-proyek tersebut kebanyakan menyangkut lahan. Akibatnya, sebagian besar proyek baru memasuki tahap studi kelayakan (feasibility study). Kendala lain juga menyangkut kemudahan perizinan dan komitmen pendanaan.

 

"Yang ada kaitannya dengan lahan itu jalan akses ke Tanjung Priuk. Sudah jalan sih, tetapi ada beberapa seksi yang lahannya bermasalah," kata Lucky.

 

Di antara proyek-proyek MPA, proyek mass rapid transport (MRT) di DKI Jakarta merupakan proyek yang banyak mendapat sorotan. Proyek senilai US$1,6 miliar tersebut diharapkan dapat mulai digarap pada tahun ini.

 

Vice President JICA Hiroto Arakawa menuturkan JICA akan memberikan asistensi mulai dari studi kelayakan, pembangunan, hingga operasionalisasi MRT.

 

"Kami akan memberikan dukungan mulai dari feasibility study, desain, bahkan konstruksi. Jadi tidak hanya pendanaan," kata Arakawa.

 

Deputi Menko Perekonomian bidang Koordinasi Kerjasama Ekonomi dan Pembiayaan Internasional Rizal Affandi Lukman.

 

 

menambahkan JICA juga akan memberikan asistensi saat MRT Jakarta mulai beroperasi. Misalnya, terkait otoritas atau entitas yang mengelola MRT. (dot)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...