Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

LELANG SUKUK: Seri SR005 Bikin Surat Berharga Syariah Sepi Peminat

Recommended Posts

JAKARTA--Proses penawaran sukuk ritel seri SR005 mempengaruhi merosotnya minat investor terhadap lelang surat berharga syariah negara. Terbukti jumlah penawaran berkurang hampir 50% dibandingkan lelang sebelumnya.

 

Berdasarkan data Direktorat Jenderal Pengelolaan Utang Kementerian Keuangan (DJPU Kemenkeu), total penawaran untuk 4 seri sukuk negara dalam lelang kali ini tercatat sebesar Rp2,264 triliun, atau 45,2% lebih rendah dibandingkan penawaran pada lelang sukuk sebelumnya yang senilai Rp4,13 triliun.

 

Secara detail, sukuk seri PBS001 dengan tenor 5 tahun mendapat penawaran tertinggi senilai Rp992 miliar dengan kisaran imbal hasil (yield) 4,87%-6%. Sukuk bertenor 24 tahun seri PBS004 mendapat permintaan kedua terbesar yakni Rp653 miliar dengan kisaran yield 6,56%-7,75%.

 

Sisanya, seri PBS002 yang jatuh tempo pada 15 Januari 2022 mendapat penawaran Rp409 miliar dengan kisaran yield 5,5%-6,25%. Investor paling sedikit menawark sukuk seri PBS003 yang bertenor 14 tahun yakni hanya Rp210 miliar dengan kisaran yield 6,25%-7%.

 

Dengan mempertimbangkan yield yang diminta, pemerintah hanya memenangkan 2 seri sukuk dalam hasil lelang dengan nilai Rp1,05 triliun atau lebih rendah dari target indikatif yang sebesar Rp1,5 triliun.

 

Kedua seri yang dimenangkan antara lain seri PBS001 senilai Rp500 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 4,9% dan imbalan 4,45%. Terakhir, seri PBS004 sebesar Rp550 miliar dengan yield rata-rata tertimbang 6,6% dan imbalan 6,1%.

 

Herdi Ranu Wibowo, Head of Debt Capital Market PT BCA Sekuritas, menilai rencana penerbitan sukuk ritel 2013 berpengaruh signifikan terhadap menurunnya minat investor dalam lelang sukuk pekan ini. Menurut dia, investor lebih memilih membeli sukuk ritel di pasar sekunder dengan yield yang masih kompetitif.

 

“Karena momentum, investor jadinya mengacu pada imbal hasil sukuk ritel yang tinggi,” ujarnya saat dihubungi Bisnis, Selasa (19/2).

 

Dia menjelaskan sukuk ritel yang bertenor 3 tahun memiliki yield hingga di atas 6%. Dia memperkirakan harga di pasar sekunder akan berada pada level 102,5 dan terjadi penurunan yield sebanyak 1% atau menjadi 5%.

 

Meski demikian, institusi masih menganggap nilai sukuk ritel di pasar sekunder lebih kompetitif dibandingkan obligasi bertenor 3 tahun dalam lelang yang yield-nya 4,4%.

 

“Kalau dilihat spread-nya tipis sekali antara obligasi yang tenornya panjang dengan yang pendek, padahal risikonya lebih besar,” ungkapnya.

 

Dia memproyeksikan kondisi pasar obligasi masih akan bergairah sampai akhir Februari 2013 dengan dukungan inflasi yang terjaga dan tingkat duku bunga yang masih tetap pada posisi semula. Selain itu, nilai tukar rupiah juga diperkirakan membaik dan mendorong minat investor asing mengalirkan dananya ke pasar uang nasional.

 

Direktur Pembiayaan Syariah DJPU Kemenkeu Dahlan Siamat menjelaskan jumlah penawaran yang masuk relatif rendah karena pemerintah tidak menawarkan surat perbendaharaan negara syariah (SPNS) dalam lelang kali ini.

 

“Rendahnya jumlah penawaran yang masuk terjadi karena lelang kali ini tidak ditawarkan SPNS yang banyak diminati investor, terutama asing,” ujar Dahlan kepada Bisnis, Selasa (19/2/). (bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...