Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

PENDANAAN MIGAS: Perbankan Diminta Permudah Penyaluran Kredit

Recommended Posts

 JAKARTA--Perbankan nasional diminta untuk mempermudah proses pendanaan kepada perusahaan kontraktor jasa pemboran di sektror hulu minyak dan gas bumi (migas). Hal itu dilakukan untuk memuluskan kebijakan penggunaan kandungan lokal sebesar 65%-70%

 

 

 

Sekretaris Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Gde Pradnyana mengatakan selama ini ada dana-dana yang harus dibayarkan kontraktor melalui perbankan nasional. Untuk itu, SKK Migas akan mendorong munculnya insentif berupa kemudahan akses terhadap sumber dana.

 

 

 

“Kan selama ini ada penyimpanan dana Abandonment and Site Retoration (ASR) dan dana lain yang dibayarkan melalui perbankan nasional. Makanya kita dorong kemudahan akses sumber dana, agar perusahaan lokal dapat berkembang dengan baik,” katanya di Kantor Pusat Total EP, Jakarta, Senin (18/2).

 

 

 

Hingga saat ini menurutnya, masih sangat sedikit perusahaan lokal yang bergerak di bidang kontraktor jasa pemboran. Pasalnya, industri hulu migas merupakan industri yang membutuhkan teknologi yang canggih, membutuhkan banyak modal dan memiliki risiko yang tinggi.

 

 

 

Gde mengungkapkan hingga kini masih banyak kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) yang memperebutkan perusahaan kontraktor jasa rig dalam oprasionalnya.

 

 

 

“Kami kan menargetkan akan ada 1.200 pemboran. Kalau sumur itu dikerjakan dalam 1 atau 2 bulan, tentu dibutuhkan puluhan rig. Terkadang itu menjadi kendala, perusahaan berebut rig,” ungkapnya.

 

 

 

Sementara itu, Wakil Direktur Utama PT Apexindo Pratama Duta Zainal Abidinsyah Siregar mengatakan saat ini kebutuhan rig memang cukup besar. Apalagi, SKK Migas telah mencanangkan tahun ini sebagai tahun pemboran.

 

 

 

Perusahaan penyewaan rig itu bahkan telah menyiapkan belanja modal sebesar US$35 juta yang dialokasikan untuk penggantian dan perbaikan rig. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi lonjakan permintaan penyewaan rig di sumur migas.

 

 

 

“Kami terus meningkatkan kualitas aset kami sehingga kemampuannya terus membaik. Karena memang tidak gampang untuk memenuhi kriteria yang disyaratkan oleh perusahaan migas. Saat ini kami satu-satunya perusahaan yang mampu melakukan pemboran di lepas pantai,” jelasnya.

 

 

 

Apexindo sendiri mendapatkan perpanjangan kontrak untuk penyewaan 5 rig yang digunakan Total EP Indonesie dengan nilai mencapai Rp5,4 triliun. Lima rig yang diperpanjang kontrak pemakaiannya itu adalah Swamp Rig Yani, Maera, dan Raisis, serta Jack Up Rig Raniworo dan Soehanah. (if)

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...