Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BPR VS BPD JATENG: Terjadi Penyerobotan, BI Atur Persaingan

Recommended Posts

SEMARANG--Bank Indonesia mengatur persaingan antara Bank Perkreditan Rakyat dan Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah karena sudah tercipta kompetisi yang ketat sehingga menghambat pertumbuhan bank komunitas.

 

 

 

Joni Swastanto, Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jateng-DIY, mengatakan pihaknya sering menerima keluhan dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) yang merasa bisnisnya terancam akibat ekspansi Bank Pembangunan Daerah Jawa Tengah (Bank Jateng) ke wilayah bank komunitas tersebut.

 

 

 

“Banyak keluhan dari BPR bahwa Bank Jateng menyerobot wilayah mereka,” ujarnya, Senin (18/2).

 

 

 

Atas dasar itu, bank sentral kemudian memfasilitasi pertemuan antara BPR yang diwakili oleh Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) dan Bank Jateng.

 

 

 

Hasilnya,  menurut Joni, tercipta kesepakatan bahwa Bank Jateng tidak masuk lebih dalam ke wilayah nasabah BPR. Sebaliknya BPR akan bekerja sama dengan Bank Jateng dalam penyaluran kredit mikro lewat skema linkage.

 

 

 

Kesepakatan itu, lanjutnya, dilakukan pada akhir 2012, sehingga belum terlihat dampaknya pada awal tahun ini.

 

 

 

“Kami berharap kesepakatan itu dijalankan sehingga hasilnya bisa terlihat pada tahun ini. Hasilnya akan menjadi pertimbangan bagi kami dalam membuat kebijakan,” ujarnya.

 

 

 

Persaingan yang ketat antara BPR dan Bank Jateng menyebabkan pertumbuhan bank komunitas di wilayah Jateng menjadi terhambat. Pada akhir 2012, laju pertumbuhan kredit BPR Jateng hanya 15,73%, di bawah kinerja industri BPR nasional yang mencapai 21,25%.

 

 

 

Sementara itu, bank umum di wilayah Jateng mencatatkan pertumbuhan kredit 24,24%, di atas nasional yang tercatat meningkat 23%. Khusus Bank Jateng mencatatkan pertumbuhan kredit 34,5% selama 2012, dengan outstanding Rp18,36 triliun.

 

 

 

Arif Budiarto, Ketua Perbarindo Jawa Tengah, mengatakan komitmen Bank Jateng tidak berarti apa-apa apabila tidak dijalankan. “Menurut kami yang penting adalah pelaksanaan komitmen tersebut. Kalau hasilnya benar maka tidak ada masalah,” ujarnya.

 

 

 

Dia mengakui  pertumbuhan BPR di wilayah Jawa Tengah agak terhambat akibat persaingan dengan Bank Jateng yang agresif mengambilalih (take over) kredit dari beberapa BPR. (if)

 

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...