Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

BANK INDONESIA: Perbankan Syariah Sulsel Peroleh Aset Rp4,34 Triliun

Recommended Posts

MAKASSAR--Bank Indonesia Regional Sulawesi, Maluku, Papua (Sulampua) mencatat sepanjang 2012 perbankan syariah Sulsel menunjukkan perkembangan yang cukup menggembirakan dengan perolehan aset pada posisi Desember 2012 sebesar Rp4,34 triliun.

 

Peneliti Madya Senior Bank Indonesia Regional Sulampua Gusti Raizal Eka Putra mengatakan perolehan aset tersebut, tumbuh 44,13% (yoy) dibandingkan periode yang sama 2011 sebesar Rp3,14 trilliun.  

 

“Sepanjang tahun lalu, aset perbankan syariah Sulsel didominasi oleh bank swasta nasional sebesar 80,81% sementara bank pemerintah hanya sebesar 19,19%,” kata Gusti melalui siaran persnya, Selasa (12/2/2013).

 

Dia mengatakan rasio aset perbankan Syariah terhadap total perbankan Sulsel juga mengalami perkembangan yang cukup signifikan, yaitu dari 4,33% pada Desember 2011 meningkat menjadi 5,71% pada Desember 2012.

 

Sementara secara rasio aset perbankan nasional terhadap total perbankan nasional, tercatat masih dibawah 5%.

 

Adapun jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang berhasil dihimpun pada posisi Desember 2012 juga meningkat menjadi Rp2,07 trilliun, atau tumbuh 24,48% (yoy) dari hanya Rp1,66 trilliun pada posisi Desember tahun sebelumnya.  

 

Menurutnya, pertumbuhan tersebut didorong oleh pertumbuhan giro sebesar 36,99% (yoy) yang meningkat dari Rp0,22 trilliun pada Desember 2011 menjadi Rp0,29 triliun pada posisi Desember 2012.

 

Sedangkan DPK jenis tabungan dan deposito tercatat tumbuh lebih rendah masing-masing 29,21% (yoy) dan 15,16% (yoy) pada periode yang sama.

 

Sementara itu, penyaluran pembiayaan perbankan Syariah Sulsel pada posisi Desember 2012 tumbuh lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan DPK.

 

“Pembiayaan tumbuh sebesar 40,75% (yoy) dari hanya Rp3,10 triliun pada posisi Desember 2011 meningkat menjadi Rp4,35 triliun pada posisi Desember 2012,” tukasnya.

 

Dari sisi penggunaan, penyaluran kredit modal kerja tercatat tumbuh paling tinggi yaitu sebesar 42,40% (yoy), diikuti kredit konsumsi yang tumbuh sebesar 40,20% (yoy) dan kredit investasi yang juga tumbuh sebesar 40,20% (yoy).

 

Gusti menyebutkan peningkatan pertumbuhan pembiayaan yang jauh melebihi peningkatan pertumbuhan DPK, berdampak pada peningkatan Finance to Deposit Ratio (FDR) perbankan syariah Sulsel yaitu dari 185,89% menjadi 210,20% pada Desember 2012.

 

Level FDR yang cukup tinggi tersebut, menunjukkan masih relatif rendahnya kemampuan perbankan syariah Sulsel dalam menghimpun dana masyarakat.

 

Meskipun disisi lain, kualitas pembiayaan yang tercermin dari Non Performing Financing (NPF) gross membaik dari 1,75% pada posisi Desember 2011, menjadi 1,47% pada Desember 2012. (wde)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...