Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA – Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik menargetkan peningkatan konektivitas rantai pasokan hingga 10% pada 2015.

 

Dirjen Kerjasama Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Iman Pambagyo mengatakan peningkatan itu akan diukur antara lain melalui lama mengurus surat izin ekspor atau impor, lama mengurus surat keterangan asal dan lama proses bongkar muat di pelabuhan.

 

Menurutnya, negara-negara anggota Asia Pasific Economic Cooperation (APEC) akan menentukan basis data yang mencerminkan rerata kondisi konektivitas rantai pasokan (supply chains connectivity) di Asia Pasifik.

 

“Dengan menentukan based line-nya sekarang berapa, nanti bisa diukur di mid term 2013 (peningkatannya) berapa persen, 2015 nanti berapa persen,” katanya seusai First Senior Officer Meeting (SOM I) APEC di Jakarta, Kamis (7/2/2013).

 

Sementara, pada pertemuan Expert Group on Illegal Logging and Associated Trade (EGILAT) di SOM I, anggota APEC bertukar informasi mengenai praktik terbaik (best practices), kebijakan, pengelolaan dan penegakan hukum terkait pemberantasan pembalakan ilegal dan perdagangan produk hutan yang legal.

 

“Indonesia menilai penting faktor lingkungan hidup, termasuk hutan dan lautan, dalam pencapaian pertumbuhan yang berkelanjutan,” kata Staf Ahli Menteri Luar Negeri Bidang Ekonomi Wahid Supriyadi.

 

Ekonomi APEC secara keseluruhan menguasai 53% dari hutan dunia, memproduksi 60% produk kehutanan global dan 80% perdagangan produk kehutanan, menurut data Food and Agriculture Organization (FAO). Perdagangan produk kehutanan APEC bernilai lebih dari US$150 miliar pada 2010.

 

EGILAT akan membahas rencana strategis dan rencana kerja 2013 yang menentukan arah kerjasama di bidang kehutanan di antara 21 anggota ekonomi APEC. (msb)

 

 

 

Sumber