Wamentrans Soroti Potensi Kawasan Transmigrasi di Diseminasi Riset TEP

[Parno Pemilik Lapak 0]

MALANG – Penerapan teknologi biogas dapat meningkatkan produksi pertanian karena penggunaan pupuk organik hasil dari limbah biogas.

 

Manajer Hivos (Yayasan Rumah Hijau) Robert De Groot, mengatakan selain itu, program biogas juga dapat menambah waktu produktif 1,5 jam hingga 3 jam per hari per rumah tangga dan menurunkan polusi akibat paparan asap kompor.

 

“Dengan menggunakan biogas ada potensi peningkatan produksi pertanian karena menggunakan pupuk organic. Juga mengurangi polusi akibat paparan asap kompor dan lingkungan rumah tangga yang semakin bersih dan tidak tercemar,” ujar De Groot, Rabu (6/2/2013).

 

Dia menjelaskan konversi kotoran hewan menjadi biogas dapat menurunkan masalah lingkungan yang terkait dengan kotoran hewan. Selain itu, dapat ,enciptakan nilai tambah sebagai sumber energy terbarukan.

 

Penelitian Hivos di 5 provinsi termasuk Jawa Timur pada Desember 2011 menyebutkan bahwa biogas ternyata efektif menurunkan penggunaan kayu bakar sebesar 31%, minyak tanah sebesar 25%, dan LPG sebesar 49% di dapur.

 

“Peningkatan penggunaan biogas juga mengindikasikan penurunan gangguan kesehatan terkait asap pada wanita dan anak-anak,” imbuhnya.

 

Dia memaparkan penelitian menunjukkan penurunan sejumlah keluhan kesehatan seperti iritasi mata, infeksi mata, batuk, dan kesulitan bernafas.

 

“Penelitian juga menunjukkan penurunan yang signifikan dalam penebangan pohon. Kayu bakar yang dikumpulkan dari hutan negara menurun dari 12% menjadi 3% dan kayu bakar yang dikumpulkan dari lading dan halaman rumah menurun dari 78% menjadi 55%,” ungkapnya.

 

Menurutnya, capaian tersebut sejalan dengan pemerintah terhadap sasaran ke-7 MDG (millennium development goals), sebagaimana dilaporkan oleh Bappenas pada 2011 yang mengisyaratkan peningkatan kawasan hutan, peniadaan kayu illegal, dan penurunan sedikitnya 26% emisi karbon dioxida dalam kurun waktu 20 tahun mendatang. (msb)

 

 

 

 

 

Sumber