Video: Ada Danantara Effect, Saham Ini Bisa Jadi Perhatian di 2026

[Parno Pemilik Lapak 0]

SEMARANG – Arus barang ekspor jenis pasir besi melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap, pada awal tahun ini meningkat menjadi 139.739.120 ton, dibandingkan realisasi Desember 2012 hanya 132.194.526 ton.

 

General Manajer PT Pelindo III Cabang Tanjung Intan, Abdul Rofid Fanani mengatakan peningkatan arus ekpor pasir besi mencapai 139.739.120 ton pada Januari 2013 itu sudah kelihatan sejak Nopember 2012 dimana tercatat 87.190.720 ton dan pada Desember 2012 meningkat lagi mencapai 132.194.526 ton.

 

“Peningkatan arus ini sangat positif karena selama ini pasir besi termasuk salah satu komoditas andalan ekspor yang melalui Pelabuhan Tanjung Intan Cilacap,” katanya, Rabu (6/2/2013).

 

Namun demikian, lanjutnya realisasi ekspor pasir besi sepanjang 2012 di Pelabuhan  Tanjung Intan mengalami sedikit penurunan menjadi 1.394.590.458 ton, dibandingkan pencapaian 2011 sebesar 1.457.069 ton.

 

“Penurunan itu terjadi pasca dikeluarkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumberdaya Mineral (ESDM) No.7/2012 tentang peningkatan nilai tambah mineral dan larangan eksport produk-produk pertambangan jenis tertentu dalam kondisi mentah (raw material),” tutur Kepala Humas PT Pelindo III, Edi Priyanto.

 

Menurutnya, walaupun dalam ketetentuan Permen ESDM No.7/2012 itu pada dasarnya pemerintah tidak secara langsung melarang kegiatan ekspor pasir besi, akan tetapi para eksportir diminta untuk memenuhi berbagai macam persyaratan untuk dapat melakukan ekspor.

 

Syarat yang wajib dipenuhi diantaranya adalah eksportir harus memiliki rekomendasi resmi dari Kementerian ESDM. 

 

"Guna mendapatkan rekomendasi itu, eksportir harus memiliki status IUP Mineral Clear and Clean, harus memenuhi kewajiban pembayaran keuangan pada negara, menyampaikan rencana kerja dan/atau kerjasama pengolahan dan pemurnian mineral di dalam negeri,” tuturnya. (k39/dot)

 

 

 

Sumber