HOW TO FIND A LEGITIMATE CRYPTO RECOVERY EXPERT; HIRE CENTURY WEB RECOVERY

[Parno Pemilik Lapak 0]

JAKARTA-- Greenpeace dalam laporan terbarunya menyebutkan 14 mega proyek energi fosil baru di sejumlah negara termasuk Indonesia akan meningkatkan emisi CO2 yang akhirnya mengakibatkan bencana akibat perubahan iklim.

 

"Perubahan iklim karena mega proyek baru. Indonesia adalah salah satu negara paling rentan dalam mengatasi ancaman bencana perubahan iklim," kata juru kampanye iklim dan energi Greenpeace Indonesia, Arif Fiyanto di Jakarta, Selasa (6/2/2013).

 

Arif menyatakan, berbagai dampak dari perubahan iklim telah terjadi seperti banjir, ancaman kekeringan dan cuaca ekstrem yang intensitasnya semakin meningkat beberapa tahun terakhir.

 

Laporan yang diumumkan Greenpeace mengungkapkan ancaman mengkhawatirkan yang ditimbulkan oleh perencanaan global yang sistematis untuk meningkatkan emisi dari batubara, minyak dan gas.

 

Greenpeace menyebutkan 14 mega proyek tersebut yaitu mulai dari ekspansi batubara di Australia, China, Amerika Serikat dan Indonesia hingga ekspansi minyak di Kanada dan Rusia serta produksi gas baru di Laut Kaspia dan Amerika Serikat.

 

Analisis dari konsultan Ecofys menunjukkan pada 2020, ke 14 mega proyek tersebut akan meningkatkan emisi CO2 sebanyak enam gigaton per tahun. Badan Energi Internasional (IEA) menyebutkan emisi CO2 saat ini sudah pada rekor cukup tinggi yaitu 31,6 gigaton.

 

"Sebenarnya pemerintah sudah sadar akan dampak dari perubahan iklim ini misalnya dengan komitmen pengurangan emisi karbon sebesar 26 persen pada 2020," kata Arif.

 

Namun kondisi di lapangan memprihatinkan, menurut Arif, Indonesia saat ini merupakan negara pengekspor batubara thermal terbesar di dunia bahkan menargetkan mengekspor lebih dari 500 juta ton dalam beberapa tahun ke depan.

 

Laporan Greenpeace menunjukkan adanya kesempatan 75 persen untuk menghindari bencana iklim jika emisi mencapai puncaknya dengan segera dan kemudian turun lima persen per tahun dan emisi dari 14 proyek yang dibatalkan. (Antara/msb)

 

 

 

Sumber