Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

MOBIL LISTRIK: Bosch Nilai Indonesia Belum Siap, Butuh Waktu 20 Tahun Lagi

Recommended Posts

JAKARTA—Produsen komponen otomotif asal Jerman, Bosch menilai Indonesia belum siap untuk mengembangkan mobil listrik, butuh waktu sekitar 20 tahun untuk bisa memasarkannya.

 

Klaus Landhaeusser, Regional Head (External Affair and Governmental Relations) Bosch Asia Tenggara, menuturkan mobil listrik merupakan kendaraan masa depan yang teknologinya sudah dikembangkan dan tersedia.

 

Akan tetapi, untuk diproduksi dalam jumlah besar belum saatnya mengingat infrastruktur pendukungnya belum memadai dan tidak ekonomis untuk dipasarkan.

 

“Masalah atau tantangan paling besar dari mobil listrik adalah baterei, yang sekarang harganya masih lebih mahal daripada harga mobilnya,” ujarnya, Senin (4/2).

 

Terlebih di Indonesia, lanjutnya, selain kepastian pasokan baterei yang belum jelas, masalah infrastruktur pengisian batereinya juga belum tersedia.

 

“Mobil listrik belum siap diluncurkan massal di Indonesia. Selain faktor harga dan charger, infrastur pendukungnya juga perlu disiapkan. Jadi butuh waktu sekitar 15-20 tahun lagi,” tuturnya.

 

Sekalipun bateri dan accu  sudah bisa diproduksi di dalam negeri, tetapi Landhaeusser memperkirakan keterbatasan pasokan listrik dari pembangkit juga akan menjadi masalah tambahan.

 

Karenanya, lanjut dia, solusi yang dianggap tepat untuk bisa menghemat penggunaan bahan bakar pada saat ini adalah dengan mendorong penggunaan mobil berbahan bakar diesel. “Sebenarnya solusinya sudah ada. Saya yakin satu tahun lagi semua [mobil] pakai mesin diesel,” ucapnya.

 

Sebaliknya, Wakil Ketua Komisis Tetap Kadin Indonesia bidang Mesin dan Alat Angkut Dasep Ahmadi justru optimistis pengembangan mobil listrik bisa berhasil cepat selama didukung oleh kebijakan positif pemerintah.

 

Menurutnya, permasalahan infrastruktur pendukung dan pasokan baterei secara perlahan akan teratasi dengan sendirinya setelah mobil listrik diproduksi dan dipasarkan.

 

“Sudah banyak pelaku otomotif di Indonesia yang mulai merintis produksi baterei dan mobil listrik. Intinya kalau ada gula, semut pasti datang,” tegasnya.

 

Untuk itu, lanjutnya, pemerintah harus menciptakan peluang bagi para produsen otomotif local untuk memproduksi dan memasarkan mobil listrik.

 

Dasep mengatakan saat ini perusahaannya, PT Sarimas Ahmadi Pratama, sedang mengurus sertifikasi mobil listrik rancangannya untuk bisa diperbanyak secepatnya.

 

“Kami siap memproduksi mobil listrik, meskipun pasarnya belum besar. Target kami pada tahun ini bisa memproduksi 1.000-2.000 unit mobil listrik. Tetapi kalau pun molor, paling awal tahun depan,” tuturnya.  (bas)

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...