Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

Parno

GARUDA INDONESIA Hanya Bayar Rp1,79 Triliun Untuk Beli 24 Pesawat

Recommended Posts

JAKARTA: PT Garuda Indonesia Tbk hanya mengeluarkan US$186,24 juta atau Rp1,79 triliun dari total harga 24 pesawat yang didatangkan pada 2013.

 

Adapun harga total pesawat pesanan Garuda pada 2013 yakni senilai total US$1,55 miliar atau Rp14,93 triliun.

 

Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar mengatakan untuk mendatangkan ke-24 pesawat pada 2013 hanya mengeluarkan biaya sewa sebesar 0,8%-1% dari harga pesawat per bulan.

 

“Tahun depan itu Garuda memesan 24 pesawat baru, namun pesawa-pesawat ini semuanya kami sewa, berbentuk operating lease atau sewa, tidak beli seluruhnya, dan tidak dibayar sekaligus, tetapi dibayar pada saat datang saja,” ungkap Emirsyah, Minggu (9/12/2012).

 

Dia menjelaskan untuk 24 pesawat pesanannya pada tahun depan itu, Garuda hanya mengeluarkan biaya sewa 0,8%-1% dari harga pesawat per bulan.

 

“Jadi tidak benar kalau dikatakan maskapai mengganggu devisa negara karena mengimpor pesawat. Kita itu impor barang produktif, ini alat produksi yang menghasilkan devisa lebih banyak,” tutur Emirsyah.

 

Dia menyebutkan ke-24 pesawat baru pesanannya pada 2013 yakni empat unit Boeing 777 dengan nilai per unitnya US$150 juta, tiga unit Airbus 330 per unitnya US$90 juta, 10 unit Boeing 737-800NG dengan per unitnya US$50 juta, dan tujuh Bombardier CRJ 1000 NG dengan per unitnya US$26 juta.

 

“Jadi, kalau mau tahu biaya yang dikeluarkan Garuda untuk menyewa 24 pesawat pada tahun depan ini tinggal hitung, per bulannya kami bayar sewa 0,8%-1% dari harga pesawat, nah, untuk setahun, tinggal dikalikan 12. Pembayaran juga dilakukan sesuai kedatangan pesawat,” ucapnya.

 

Emirsyah menjelaskan pesawat-pesawat tersebut nantinya untuk melayani rute-rute domestik dan internasional Garuda Indonesia. Kemudian, kedatangan dua pesawat jenis Boeing 777-300 untuk menggantikan dua pesawat Boeing 747 yang sudah tua.

 

Terkait dengan pengembangan armada dan ekspansi perusahaan yang dilaksanakan, pada tahun ini Garuda Indonesia sudah menerima 20 pesawat baru terdiri dari empat Boeing 737-800NG, dua Airbus A330-200, sembilan pesawat Airbus A320 untuk Citilink, dan lima pesawat Bombardier CRJ1000 NextGen.

 

Kemudian hingga akhir 2012, Garuda juga akan menerima satu Airbus A330-200, empat Boeing B-737-800NG, enam Airbus A320, dan satu Bombardier CRJ1000 NextGen. Dengan demikian, hingga akhir tahun ini, jumlah armada Garuda akan mencapai 105 pesawat dengan rata-rata usia 5,8 tahun.

 

Soal tudingan defisit devisa negara ini, Direktur Umum Lion Air Edward Sirait mengatakan pesawat yang diorder bukan transaksi 1 tahun tetapi bertahap sesuai pengiriman hingga tuntas periode kontrak. Pihaknya memesan 408 unit pesawat baru senilai US$21,7 miliar yang akan tuntas dikirim pada 2025.

 

“Kami pesan 408 unit pesawat baru, kami tidak melakukan pembayaran pada saat pemesanan, tetapi  dibayarkan secara bertahap sampai 2025. Saat bayar inilah baru mengeluarkan devisa. Lagi pula, kami terus melapor ke Bank Indonesia soal posisi devisa kami,” tutur Edward.

 

Menurutnya,  Lion Air menggunakan devisa tidak untuk konsumsi, tetapi untuk menambah alat produksi jangka panjang. “Lagi pula, pesawat yang kami order tidak hanya digunakan di Indonesia, dibagi juga dengan Malindo Malaysia, jadi untuk Malindo, devisa yang dipakai ya devisa di sana,” tuturnya. (bas)

 

 

 

p-89EKCgBk8MZdE.gif

 

Sumber

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...