Jump to content
FJB - Forum Jual Beli Indonesia

Archived

This topic is now archived and is closed to further replies.

virus

Kelainan Pada Kelopak Mata

Recommended Posts

Kelainan Palpebra Superior

Dapat ditemukan kelainan sebagai berikut:

  • Bengkak difus,terdapat pada sindrom nefrotik,penyakit jantung,anemia,dakrioadenitis,dan hipertiroid.
  • Bengkak berbatas tegas,kalazion,tumor.
  • Blefarospasme,kedipan kelopak yang keras dan hilang waktu tidur.Blefarospasme,renjatan otot orbikularis okuli akibat spasme,letih,rentan. Merupakan tindakan memejamkan mata secara kuat tanpa disadari,yang dapat berlangsung selama beberapa detik sampai beberapa jam. Blefarospasme terjadi bila terdapat erosi pada kornea,uveitis anterior,glaukoma akut,glaukoma kongenital. Blefarospasme esensial tidak disebabkan oleh oleh kelainan organik dan biasanya terjadi pada ke-2 mata. Blefarospasme dapat pula ditemukan pada pasien gangguan jiwa (histeria)
  • Ekimosis : kulit kelopak yang berubah warna akibat ekstravasasi darah sesudah trauma.
  • Ektropion : melipatnya tepi kelopak ke arah luar bola mata. Dapat disebabkan oleh senilitas,paralitik,sikatriks,spasme dan tumor kelopak.
  • Entropion : Terbalik/membalik ke dalam tepi jaringan,terutama tepi kelopak mata bawah. Pada trakoma entropion terdapat pada kelopak atas. Entropion dapat terjadi akibat senilitas,spasme,sikatriks.
  • Lagoftalmos : Kelopak yang tidak dapat menutup sempurna.
  • Merah,radang,tumor.
  • Pseudoptosis, kelopak sukar terangkat akibat beban kelopak. Psudoptosis terdapat pada enoftalmos,ftisis bulbi,kalazion atau tumor kelopak lainnya,edema palpebra,blefarokalasis.
  • Ptosis : kelopak sukar terangkat/tampak seperti jatuh . Biasanya terjadi pada usia lanjut,terutama setelah pembedahan intraokular,miastenia gravis,sindrom Horner,palsy N III,suntikan toksin botulinum.
  • Sakit kelopak pada tekanan biasanya diakibatkan oleh radang.
  • Sikatriks : jaringan parut pada kelopak.
  • Supersilia : ada/tidak adanya kelainan alis akibat madarosis atau jaringan parut akibat tindakan kosmetik.
  • Trikiasis : Bulu mata tumbuh salah arah sehingga dapat merusak kornea dan konjungtiva. Trikiasis dapat disebabkan oleh blefaritis,entropion.
  • Xantelasma : penimbunan deposit berwarna kekuningan pada kelopak,terutama nasal atas dan bawah. Xantelasma biasanya dihubungkan dengan hiperlipidemia dan dapat tanpa hiperlipidemia seperti pada histiositosis dan retikulohistositoma.

 

Kelainan Palpebra Inferior

Umum:

Sama dengan palpebra superior

Sakus lakrimal bengkak,merah,ditekan keluar sekret.

Fungsi ekskresi sistem lakrimal diperiksa dengan uji anel

Madarosis,rontoknya supersilia

 

Fisura Palpebra

  • Normal
  • Kecil atau sempit
  • Besar/lebar
  • Blefarofimosis,celah kelopak sempit dan kecil

 

Margo Palpebra

  • Silia lengkap
  • Trikiasis ,penumbuhan silia terbalik sehingga merangsang konjungtiva dan kornea
  • Pungtum kelenjar Meibom mengeluarkan sekret
  • Merah dan sakit
  • Merah,sakit,ulseratif.

 

Pemeriksaan Fungsi Kelopak

Kelopak melindungi mata dengan menutup mata.Kelopak membasahi permukaan kornea dengan berkedipnya kelopak secara teratur. kelopak berkedip setiap 14-16 detik.

Sebaiknya ditanyakan kepada keluarga apakah sewaktu tidur kelopak menutup mata dengan baik. Riwayat ini diperlukan jika dicurigai kemungkinan kelopak tidak tertutup dengan baik pada parese saraf fasial,trauma,tidak sadar,anestesia,dan beberapa penyakit sistemik.

 

Uji Edrofonium

Uji ini dilakukan untuk mengetahui adanya miastenia gravis.

Dosis dewasa tensilon atau adrofonium klorida adalah 10 mg,dimana 2 mg disuntikan terlebih dahulu intravena. Setelah suntikan 2 mg ini,pasien diperhatikan efek samping yang mungkin terjadi,seperti pucat,pusing,berkeringat,mata berair,kejang perut.

Bila tidak terdapat efek samping,sisa 8 mg disuntikan perlahan-lahan..Bila terdapat miastenia gravis,maka kelopak dapat diangkat dalam 1-5 menit. Bila tidak ada perubahan,maka hal ini menunjukan miastenia gravis negatif.

Bila ada reaksi kolinergik seperti fasikulasi otot lintang dan bertambahnay kelumpuhan otot segera beri 0,4-0,5 mg atropin intravena

Share this post


Link to post
Share on other sites

Aparatus Lakrimalis (Pemeriksaan fungsi sistem lakrimal dan kelopak)

 

Uji Anel : Untuk mengetahui fungsi ekskresi dalam sistem lakrimal.

Dominique Anel,seorang ahli bedah Perancis yang pertama kali menggunaka cara ini.

Diberikan anestesia topikal dan dilakukan dilatasi pungtum lakrimal.Jarum anel dimasukan ke dalam pungtum dan kanalikuli lakrimal.Dilakukan penyemprotan dengan garam fisiologik.Ditanyakan apakah pasien merasa cairan masuk ke tenggorokannya,atau dilihat apakah ada refleks menelan pada pasien . Bila hal ini ada maka menunjukan fungsi ekskresi lakrimal masih baik.Bila tidak,maka kemungkinan terjadi penyumbatan pada duktus nasolakrimal.

 

Uji Rasa : Untuk fungsi ekskresi lakrimal.

Satu tetes larutan sakarin diteteskan pada konjungtiva.Bila pasien merasa manis setelah 5 menit berarti sistem ekskresi masih baik.

 

Uji Schirmer I : Untuk keratokonjungtiva sika

Merupakan pemeriksaan sekresi total air mata (refleks dan basal). Penderita diperiksa di kamar penerangan redup dan tidak mengalami manipulasi mata berlebihan sebelumnya.

Sepotong kertas filter/kertas filter Whatman no.41 lebar 5 mm dan panjang 30 mm diselipkan pada forniks konjungtiva bulbi bawah,ujung kertas lain menggantung pada bagian kertas yang terjepit pada forniks inferior tersebut.Bila sesudah 5 menit kertas tidak basah menunjukan air mata berkurang.

Uji ini untuk menilai kuantitas (bukan kualitas) air mata.Jadi tidak berhubungan dengan kadar musin yang dikeluarkan oleh sel goblet.

Bila setelah 5 menit seluruh filter basah maka ini tidak banyak nilainya karena refleks mungkin terlalu kuat.Bila bagian yang basah kurang dari 10 mm,berarti fungsi sekresi air mata terganggu,bila lebih dari 10 mm berarti hipersekresi atau pseudoepifora.

 

Uji Schirmer II : Untuk refleks sekresi lakrimal

Uji ini dilakukan bila pada uji Schirmer I kertas basah kurang dari 10 mm setelah 5 menit,dinilai apakah hal ini disebabkan hambatan kelelahan sekresi atau kurangnya fungsi dari refleks sekresi.

Pada 1 mata diteteskan anestesi topikal dan diletakkan kertas Schimer .Hidung dirangsang dengan kapas selama 2 menit.Dilihat basahnya kertas filter setelah 5 menit.Bila tidak basah berarti refleks sekresi gagal total. Pada keadaan normal kertas filter akan basah 15 mm setelah 5 menit.

Share this post


Link to post
Share on other sites

×
×
  • Create New...